Aku terkapar seperti orang tanpa arah. Lulusan SMA sepertiku ingin jadi apa ? Mencari pekerjaan itu lebih sulit dibanding mencari masalah. Apa yang bisa kubanggakan ? Aku hanya lah orang yang tak punya harapan dan tujuan. Temanku sudah melangkah jauh. Mereka lulus S1, lanjut ke jenjang S2. Sedangkan Aku hanya menganggur dan lanjut menganggur lagi. Benar-benar tanpa impian.
Jam di dinding ku sudah menunjuk pukul 9 pagi. Mataku masih ngantuk. Pemalas sepertiku tak pantas hidup lama-lama di dunia ini. Jika Aku bisa bicara sama Tuhan, Aku akan minta mati saja. Namun Aku tak bisa sebagaimana Nabi Musa ingin berbicara dengan Tuhan. Mau bunuh diri takut dosa, suruh orang lain juga, tidak ada yang mau bunuh saya. Yah, tinggal tunggu waktu.
Mau beli pulsa saja, Aku harus bersusah payah. Terkadang kekasihku yang ngirimin pulsa. Itupun hanya pulsa 5 ribu. Hanya cukup untuk smsan 3 hari. Kekasihku yang setia padaku selama 3 tahun itu, tidak mau meninggalkanku meskipun sudah berkali-kali kuminta. Aku tak pantas untuknya. Dia sangatlah cantik, dan Aku biasa-biasa saja.
"Kenapa sih, kamu minta Aku putusin hubungan kita..?"
"Lia, Aku....."
"Aku tak peduli kamu orangnya gimana, Aku sudah cinta mati padamu.."
"Tapi, Lia..."
"Kamu jenuh padaku..?"
"Bukan itu maksudku, hanya saja......"
"Sudah ! Aku tak mau membahas ini.., Aku mau pulang..!"
"Tapi, Lia..?"
"Apa lagi..?"
"Yang bayar Bakso ini siapa..?"
"Oh iya yah.., hehehe..,"
Akhirnya Lia pulang dengan sedikit emosi. Bagaimana tidak, setiap ketemu Aku hanya membahas itu terus. Aku hanya tak ingin dia terus diledek oleh temannya jika berpacaran denganku yang tidak bisa memberinya apa-apa. Dia mau membanggakan Aku bagaimana ? Aku tidak gagah, tidak ada kerjaan dan tak bisa apapun.
Di saat Aku dengan harapanku yang mati, Lia selalu memberiku semangat. Katanya, hidup ini perjuangan. Tak peduli siapa, kita harus bisa melangkah. Berusaha dan beroa. Pasti ada jalan. Itulah kata-katanya yang selalu memberiku sedikit dorongan untuk maju dan berusaha. Malam itu, Aku kemas semua barang-barangku dalam sebuah Koper. Aku akan hijrah ke Jakarta.
"Kamu yakin ingin pergi...?"
"Iyah.., maaf yah, Lia..,"
"Tujuanmu..?"
"Aku ingin merasakan beratnya hidup di kota Jakarta.., Aku ingin merasakan bagaimana Aku berusaha menjadi yang terbaik di sana.."
"Aku selalu mendukungmu, Dit.., tapi apakah kamu akan kembali..?"
"Iyah.., Insya Allah Aku akan kembali untukmu..,"
"Janji..?"
"Iyah.., kalau Aku sukses, Aku akan pulang dan langsung melamar mu..,"
"Janji yah, Dit..,"
"Iyah.., tapi.............,"
"Tapi apa, Dit ? Kamu berat ninggalin Aku..?"
"Aku tidak punya ongkos ke Jakarta..,"
"Pacarku ini aneh-aneh saja..! Iyah Aku akan carikan ongkos..,"
"Ja.. jangan, Lia..,"
"Jangan kenapa..?"
"Jangan lama yah.., hehe..,"
"Ihhhhhhhhhhh....., nih rasain......,"
"Adaaaaaowwww...., sakit tau..! Itu cubitan kayak pake TANG..!!!"
"Hehehe.., maaf yah, syang...,"
Demi Aku, Lia menjual beberapa barang-barang berharga nya. Laptop yang selama ini dia pakai untuk menulis Novel, dia jual untuk kebutuhanku. Cita-cita nya ingin jadi Novelis. Yang terkenal dan ternama. Beberapa kali dia menawarkan padaku untuk membaca Novelnya namun Aku selalu beralasan lagi malas. Mungkin saja dia jadi Novelis terkenal dan Aku hanya bisa bangga padanya.
Tekadku sudah bulat. Aku akan pergi ke kota Jakarta. Dan Aku akan berusaha mencari kehidupan di sana. Hari itu Lia mengantarku ke Bandara. Mata nya merah karena terus menangisi Aku. Mataku juga merah, namun karena Aku masih ngantuk dan harus buru-buru ke Bandara karena telat bangun. Parah !! Aku ingin dengar pesannya sebelum Aku naik ke pesawat.
"Berjanjilah akan kembali untukku, Dit..,"
"Iyah, sayang..,"
"Jangan cari wanita di sana, yah..,"
"Saya ke sana cari uang, sayang.., bukan wanita.., kan udah ada kamu..,"
"Hehe.., iyah.., saya percaya..,"
"Ada lagi..,?"
"Ini konsep Novelku.., Aku akan membawanya ke penerbit.., aslinya ada di rumah.., bawalah ini dan dibaca yah kalo lagi kangen padaku..,"
"Ini..? Iyah, sayang.,."
"Rajin berdoa dan solat.., jangan lupa makan dan mandi..,"
"Iyah-iyah.., Aku pergi yah..,"
Aku melangkah meninggalkan Lia. Air mata nya terus mengalir deras. Aku pun ikut menangis. Namun dalam hati. Dia sangat baik padaku. Aku akan kembali untuknya. Itu janjiku padanya. Akhirnya pesawat yang kutumpangi lepas landas menuju kota Jakarta. Aku bersiap menjadi orang sukses di sana. Jakarta ! AKu dataaaaaaaang !!!
Baru sebulan, Aku sudah menderita. Uang simpananku akhirnya habis. Jalan satu-satunya adalah menjual Handphone yang kugenggam sekarang. Aku sangat lapar dan butuh tempat tinggal. Tapi, jika Aku menjual Handphone ini, Aku tidak bisa berhubungan dengan Lia lagi. Karena saat itu keadaanku mendesak, tanpa pikir panjang lagi, Aku menjual Handphone ku.
Aku pun berusaha mencari kerja. Akhirnya Aku hanya bisa menjadi Tukang kebun seorang pengusaha di Jakarta. Tak terasa setahun bekerja, Aku pun lelah dan jenuh. Setelah menabung sedikit dari gaji ku tiap bulan, kuputuskan untuk pulang ke kota asalku. Kehidupan di kota ini sangat keras. Aku tak sanggup menjalaninya. Hidup ini tak seindah kata orang.
Setibanya di Makassar, Aku langsung ke rumah Lia. Aku sangat kangen padanya. Aku juga ingin bertanya apakah novel nya sudah terbit atau tidak. Konsep yang dia berikan padaku tidak sekalipun Aku baca. Aku malas membaca. Lia tahu itu tapi dia selalu menyuruhku membacanya. Namun sampai depan rumahnya, bukan dia yang Aku temui.
"Adit !?"
"Elsa..?"
"Kamu sudah kembali..?"
"Iyah.., tadi siang.., Lia mana..?"
"Dia sudah pindah rumah..,"
"Pindah ? Pindah ke mana..?"
"Mau ku antar..?"
"Iyah, Sa.., kamu kan sahabatnya..,"
"Baiklah..,"
Ini ? Mulutku tak bisa berkata sedikit pun. Elsa mengantarku ke sebuah pemakaman. Di batu Nisan itu tertulis nama Lia yang Aku cintai. Dia meninggal 6 bulan yang lalu. Aku benar-benar tidak percaya. Ini seperti mimpi buruk bagiku. Elsa tiba-tiba menangis. Air mataku keluar sendiri tanpa bisa kutahan. Apa yang terjadi ? semua ini pasti bercanda. Kenapa ini bisa terjadi ?
Aku kembali ke rumahku. Aku terus menangis. Aku sudah berjanji untuk membahagiakannya. Namun tidak tercapai. Mengapa dia pergi meninggalkanku ? Malam itu Elsa datang ke rumahku. Dia menceritakan semua yang terjadi pada Lia. Aku hanya bisa terdiam dan tak berhenti menangis. Jika saja waktu bisa terulang kembali.
"Ini..,"
"Apa ini, Elsa..?"
"Ini adalah buku rekening.., dan ini buku Novel.., sebelum meninggal, Lia berpesan untuk memberikan dua benda ini padamu jika kamu kembali..,"
"Hah..? Novelnya diterbitkan..?"
"Iyah.., Best seller.."
"Best seller..?"
"Penjualannya di atas 100 tiap bulan..,"

"Lihat saja sendiri..,"
"TERBANGUN SENDIRI..?"
"Lihat pengarangnya..!"
"ADIT PRASETYO..?"
"Iyah.., Lia menerbitkan novel ciptaanya atas nama mu.., Dia menciptakan Novel itu tapi atas namamu.., Rekening itu juga atas namamu.., hasil penjualan dari buku nya, masuk ke Rekening itu.., Dia berpesan, jika Adit kembal, Aku harus memberikan kedua benda itu..,"
"Lia..," T_T
"Pernahkah kamu menangis di depannya..?"
"Tidak..., Aku selalu menangis dalam hati.., Aku tak ingin menangis di depannya..,"
"Sekarang dia benar-benar melihatmu menangis..,"
"Liaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!"
Aku benar-benar bersedih. Aku menjadi jutawan karena Lia. Aku berhasil tanpanya. Segala yang dia korbankan untukku, belum sempat kubalas. Aku tak ingin sendiri di dunia ini tanpanya. Aku tak ingin berhasil di dunia ini tanpanya. Setelah Aku membaca Novelnya, Aku benar-benar tahu jika dia selalu menungguku. Meskipun bukan di dunia ini lagi.
Aku tak ingin terbangun.., terbangun sendiri.., Aku tak ingin terjaga.., terjaga tanpamu.., kurangi.., kurangi luka ku..,
Selamat beristrahat sayangku. Semoga kau tenang di sana. Amin.
THE END
ORIGINAL CONCEPT BY EKO ADRIANTO
MEI 2013
Inspirasi dari lagu NOAH - Terbangun sendiri