OVER SLEEP
Hari ini konser Maroon 5 di Jakarta. Band kesukaan pacarku itu akan tampil malam ini. Aku hanya menemani. Namun dia belum juga datang. Sudah satu jam Aku menunggu tetapi dia belum datang. Aku sudah berkali-kali sakit hati karena dia tidak pernah tepat waktu. Aku telepon tapi tidak di angkat. Di mana sih dia ? Apa dia tertidur lagi ? Itulah penyakit yang tidak kusuka darinya.
Sudah berkali - kali dia mengecewakanku karena perbutannya itu. Tidur atau Sleep. Dia sering bilang kalau bahasa inggrisnya tidur itu Sleep. Aku tanya kalau tertidur ? Dia malah bilang Terselip. Dia humoris sih, tapi begitu deh. Cita-citanya mau menjadi anak Band. Apa ? Tidak salah tuh ? Tukang tidur yang mau menjadi anak Band. Ampun deh. Bisa-bisa semua jadwal konsernya batal karena ketiduran atau bahasa inggrisnya keselipan.
Kekecewaanku yang pertama adalah, saat Aku nembak dia. Maukah kamu menjadi pacarku ? Dia malah masuk WC dan menyuruhku menunggunya sampai keluar WC. Dan yang terjadi dia malah tertidur dalam WC. Dia keren sih. Seperti Rian D'Nasib. Tapi tingkahnya itu yang tidak kusukai. Jika melihat bantal, dia langsung mau berbaring dan tidur. Aku lama-lama jadi setress kalau begini. Punya pacar TuTi. Tukang Tidur.
Ke dua. Ketika dia berkunjung ke rumahku. Saat itu Aku sedang Ulang tahun dan merayakan pesta yang meriah. Ehh, dia malah tidur di belakang rumahku sambil memeluk boneka Beruangku. Huaaa ! Gila kan ? Ke tiga, waktu Aku mengajaknya nonton film bioskop romantis. Eh dia malah tidur. Yahh, wajar sih tapi saat itu dia tidur disandaran cewek lain. Dia mengira dia bersandar padaku. Grrrr ! Bego !
Ke empat, Saat itu Aku jalan - jalan ke Mall. Sudah setahun kami jadian. Dia berusaha untuk mengubah kebiasaannya itu demi Aku. Tetapi hari itu dia ketiduran lagi. Saat masih di Mall, kami makan siang di Restoran makanan Italy. Dia makan dengan lahapnya. Aku saja keheranan melihatnya. Dan ketika hendak pulang, dia tertidur sambil memegang setir mobilnya. Aku yang tidak tahu mengemudikan mobil, terpaksa menunggunya bangun di tempat parkiran mobil. Seperti Singa yang ngantuk sudah makan.
Ke lima, saat itu dia berkunjung lagi ke rumahku. Aku sembunyikan semua barang-barang yang bisa membuatnya tertidur lagi. Termasuk Sofa ku. Aku kunci kamarku dan kusuruh pembantu rumahku membuat kopi yang tidak bisa membuat orang tertidur. Tapi dasar ! TuTi !!! Saat itu Aku ke warung sebelah rumah membeli cemilan. Baru kutinggal 10 menit, dia sudah tertidur di depan televisiku meskipun lantai keramik yang dingin menembus kulitnya. Tidak jadi deh ngobrol sepuasnya. Terpaksa pembantuku yang kusuruh minum tuh kopi.
"Sudah lama ? Maaf.., tadi ada nenek-nenek mau menyeberang jalan, jadi Aku bantuin..,"
"Menyeberang ? Kok lama ?"
"Soalnya neneknya sedang tertidur.., hehehehe..,"
"Bercanda lagi.., yang benar dong, Figo..,"
"Iyah, iyah.., tadi Aku Terselip di rumah..,"
"Ampun deh !! Untung Aku tidak menyuruhmu membawa mobil.., bisa-bisa Aku menunggumu bangun lagi baru kita bisa pulang..,"
"Hehe.., tiketnya mana ?"
"Nih.., Kok kamu bisa bangun ?"
"Band kesukaanku tampil malam ini.., tak boleh kulewatkan..,"
"Jadi ? Demi Aku kamu tidak bangun..?"
"Bangun, dong.., tapi kamu kan pengertian.., dijelaskan sedikit kamu bisa mengerti.., tapi kalau Band Maroon 5 ? Mana bisa mengerti ?
"Judul lagu dari Maroon 5 yang kamu suka ?"
"Buanyakk.., She will be loved.., Runaway.., How.., dan banyak lagi.., Band kesukaanmu ? Ohh iya kamu suka Avril Lavigne.., judul lagunya yang kamu suka..?"
"Hmm.., Smile..,"
"Smile ? Senyum ?"
"Yahh.., senyumanmu yang membuatku tergila-gila.., heheeee..,"
"Huaaoo..,"
"(Menguap lagi !) Masuk yukk..,!"
Sebelum hal itu terjadi lagi, Aku menarik tangan Figo masuk. Aku tidak mau menggotongnya kalau dia tertidur. Bisa-bisa Aku keok karena menggotong TuTi. Meskipun begitu, Aku sangat sayang dia. Aku baru merasakan indahnya pacaran saat Aku menjadi mahasiswi. Dia juga menjadi pacar pertamaku. Meskipun Aku bukan yang pertama baginya. Mantan-mantannya memutuskan dia karena dia itu suka tertidur.
Konser itu benar-benar meriah. Pacarku Figo terlarut dengan lagu-lagu Maroon 5. Dia sudah mengoleksi semua album dari Band kesayangannya itu. Aku yang hanya menemaninya, ikut merasakan kebahagiaan itu. Sepertinya malam ini akan menjadi malam yang sangat membahagiakan baginya dan bagiku. Aku akan selalu ada di sampingnya meskipun dia sedang tertidur.
Malam semakin larut. Setelah konser itu berakhir, kami akan bergegas pulang. Sepertinya keadaan semakin sepi. Ntah kenapa, motor Figo tiba-tiba ngadat tidak mau jalan. Kami terpaksa harus mendorong motor itu. Tapi di tengah perjalanan, sebuah sepeda motor berhenti menghadang kami. Dua orang itu kemudian menodongkan senjata api atau Pistol ke arah kami.
"Siapa kalian ?"
"Hei !! Ayo serahkan barang-barang berharga kalian !!"
"Widi, tetap di belakangku..,"
"Figo, Aku takut..,"
"Ayo cepat !!"
"Gkk.., Widi..,"
"Figo, berikan saja..,"
"Di Tas mu itu, ada hadiah yang sangat spesial kuberikan untukmu.., Aku tidak mau kedua perampok itu mengambilnya..,
"Tapi, Go..?"
"Sial.., saat seperti ini, saat keadaan sepi..,"
"Aku hitung sampai tiga !!"
"Figo..,"
"Satu !!"
"Widi.., tetap dibelakangku..,"
"Dua !!"
"Figo..,"
"Tiga !!"
"Kalian penjahat brengsek !!"
"Dorrrr !!!!"
Sebuah tembakan dilepaskan penjahat itu. Aku hanya bisa menutup mataku dan memegang telingaku. Saat kubuka mataku, Aku melihat kedua penjahat itu pergi dengan motornya. Dan, Figo terkapar di sebelahku. Perutnya bersimbah darah terkena sebuah peluru. Aku hanya bisa terdiam dan tidak bisa berbuat apa-apa. Aku segera menutup luka di perut Figo dengan tanganku sambil berteriak meminta tolong.
"Tolooong ! Toloong !"
"Wi.., Widi.., "
"Hikks.., Figo.., Huuuu..,"
"Ja.., jangan.., me.., menangis..,"
"Huuuuu.., Figoo..,"
"Ka.., kamu.., sayang padaku ?"
"Hikkss.., Iyah, Go.., Iyah.., Huuuuuu"
"Kalau.., be, begitu.., jangan menangis..,"
"Kau terluka, Go.., kau terluka..! Toolooong..,!!"
"Wi.., Smile.., Senyumanmu.., sa.., sangat indah..,"
"Hikksss.., jangan bicara lagi, kau semakin membuatku menangis..,"
"Ka.., kalau begitu.., A.. Aku.., mau tidur..,"
"Figo..,"
"Hukhh.. hukhh..,"
"Figo !!"
"Ba.., bangunkan Aku.., saat dirimu berhenti untuk tersenyum..,"
"Tidak ! Tidak ! Jangan tidur ! Figo ! Aku mohon !"
"Widi.., A.. Aku.., Mencintaimu..,"
"Figo !!"
Tidak lama kemudian, sebuah mobil melintas dan melihat kami. Aku pun berteriak meminta tolong. Mereka kemudian mendatangi kami. Figo tertidur di pangkuanku. Ntah itu adalah tidurnya yang sementara atau tidurnya untuk selamanya.
THE END
ORIGINAL CONCEPT BY EKO ADRIANTO
JUNI 2012
Minggu, 24 Juni 2012
Selasa, 05 Juni 2012
CerpeN
DETEKTIF
Namaku Konan. Aku sekolah di SMA 7 Makassar. Aku sudah kelas 2 SMA. Sekolahku sangat bagus dan indah. Namanya juga sekolahku, bukan sekolahmu. Tiap hari Aku datang ke sekolah jam tujuh kurang 15 menit. Tentu saja saat itu masih terlalu pagi dan hanya ada beberapa oarang yang sudah ada di sekolah. Di antaranya pak Yusuf dan Pak Ismail.
Pak Yusuf adalah tukang kebun sekolahku. Dia adalah pekerja yang rajin. Namun, tidak tahu kenapa, tiap hari sabtu, dia pasti telat datang ke sekolah. Tidak tahu kenapa dan selalu begitu di hari sabtu. Juga daya ingatnya yang kurang sekali. Sedangkan pak Ismail, adalah Satpam sekolahku yang sudah tua dan matanya agak rabun. Dia juga agak sulit membedakan warna. Namun dia masih bisa mengenal siswa-siswa yang dekat dan akrab dengannya termasuk Aku.
Hari ini hari senin. Kami akan upacara bendera jam 7 lewat 30 menit. Sambil menunggu waktu, Aku duduk-duduk santai di warung Mba Ijah. Mba Ijah adalah kantin kami selalu ngumpul saat istrahat. Mba Ijah adalah pemilik kantin yang ramah. Kantinnya merupakan kantin yang terbanyak dikunjungi oleh siswa-siswa. Selain baik hati, Mba Ijah juga memiliki daya ingat yang tajam. Dia tahu makanan siswa yang selalu dipesan tiap hari. Contohnya Aku, Mba Ijah tau jika Aku selalu pesan Nasi kuning saat Aku makan di kantinnya.
Tepat jam 7 pagi, wali kelasku yang sangatlah cantik dan masih muda telah datang dan membuka kelasku yang masih terkunci. Dia adalah Ibu Yuli. Guru biologi yang umurnya masih 25 tahun. Kononnya, Ibu Yuli di sukai banyak orang di sekolah ini. Termasuk siswa-siswanya. Di kelasku saja, temanku yang bernama Riko dan Udhi jatuh hati pada Ibu Yuli. Hal itu membuat daya tarik di kelasku menjadi kurang pada siswa perempuannya.
Jam 7 lewat 15 menit, semua siswa telah datang. Kami semua bersiap untuk upacara bendera. Saat kami semua sedang berbaris, temanku Yogi berlari cepat masuk barisan. Dia adalah siswa yang sering terlambat datang ke sekolah, dan terlambat pulang dari sekolah. Meskipun begitu, Yogi adalah siswa yang pandai membuat syair puisi. Jam 8 pagi, upacara selesai dan kami kembali ke kelas masing-masing.
Jam pelajaran pertama kami di hari senin itu adalah Biologi. Wali kelas kami yang juga guru Biologi sudah berdiri di kelas kami. Senyumannya yang indah membuat semua siswa laki-laki terpesona dan siswa perempuan geleng-geleng sambil nunduk-nunduk. Maklumlah, selain wali kelas, Ibu Yuli juga belum menikah. Dia masih lajang dan menyendiri. Itu adalah informasi yang kudapat. Sebelum memulai pelajaran, Ibu Yuli mengeluarkan sebuah kertas dari dalam mejanya dan memperlihatkan pada kami.
"Anak-anak.., ibu mau tanya.., siapa yang menaruh kertas ini dalam meja, ibu ?"
"Kertas apa, Bu ?"
"Riko, ke sini.., !"
"Iya, Bu..,"
"Coba kamu lihat tulisan siapa, ini ?"
"Ini.., sebuah puisi.., ditulis dengan tinta merah.., Saya tidak tahu tulisan siapa ini, Bu.., baru lihat"
"Coba kamu baca bagian akhirnya..,"
"Iya, Bu..,"
"Riko ! Apa itu ?"
"Ini sebuah pesan cinta ! Ini di tujukan untuk Ibu Yuli..,"
"Anak-anak tolong mengaku siapa yang menulis puisi itu ?"
"Bu !"
"Yah, Konan ! Kamu ?"
"Maksud saya, biar saya yang menyelidikinya, Bu..,"
"Mmh ? Kenapa harus kamu ?"
"Aku bercita-cita jadi detektif, Bu.., dan ibu juga tahu jika saya adalah orang yang paling teliti di kelas ini.., izinkan saya menyelidiki hal ini, Bu..,"
"Bu !! Konstruksi !!"
"Hahaha.., bukan Kontruksi, Riko ! Instruksi..,"
"Saya adalah ketua kelas di sini, Bu.., saya yang punya hak lebih dibanding Konan, Bu..,"
"Bu, Ibu sendiri tahu jika Riko pernah mengirim bunga ke rumah Ibu.., dia tidak bisa menjadi penyelidik.., melainkan tersangka..,"
"Apa maksudmu, Konan ? Aku mengirim bunga itu karena saat itu Ibu Yuli sedang sakit..,"
"Kenapa kamu mengirim bunga ? Seharusnya Buah.., iya kan ?"
"I.., itu..?"
"Riko, Konan, sudah.., Ibu putuskan jika Konan yang menyelidiki kejadian ini.., Hari ini ibu tidak akan mengajar hingga 3 jam pelajaran ke depan.., hingga kejadian ini tuntas, ibu akan mendengarkan di sini.., Konan, Ibu mau mendengarkan penjelasanmu..,"
":Ehm.., ehm.., saya akan memanggil 3 orang ke depan.., Riko, Yogi, dan Udhi..,"
"Hei !! Kenapa kamu memanggilku, Konan ?"
"Yogi ! Kamu adalah orang yang pandai menulis puisi.., Aku ingin mendengarkan Alibi mu..,"
"Ohh.., Shit !! Ini Fitnah !"
"Yah.., dan fitnah lebih sadis daripada fitnes..,"
"Lalu ? Kenapa kau juga memanggilku, Konan ?"
"Udhi.., kau adalah orang yang paling sering memperhatikan Ibu Yuli mengajar.., matamu seakan tidak berkedip saat Ibu Yuli mengajar.., kau tidak memperhatikan papan tulis melainkan memperhatikan Ibu Yuli.., ada indikasi jika kamu menyukai Ibu Yuli..,"
"Apa !!? Darimana kau tahu ??"
"Aku adalah orang yang sangat teliti di kelas ini.., tadi Aku sudah bilang, kan ?"
"Es cendol kau, Konan !!!
Aku sudah mengumpulkan 3 orang tersangka di depan kelas. Aku juga memanggil 2 tersangka orang luar dan satu saksi. Dia adalah Pak Yusuf dan Pak Ismail juga Mba Ijah. Kelas kami tutup dan kami mengadakan penyelidikan secara tertutup. Untuk sementara posisi pak Satpam digantikan oleh temanku yang tidak terlibat skandal kisah cinta ini.
"Oke teman-teman.., di depan kita sudah ada 5 orang tersangka dan satu orang saksi.., kita akan mendengarkan Alibi satu-persatu dari kelima tersangka ini..,"
"Hey !! Kau pikir ini kasus pembunuhan ?"
"Ini kasus yang serius !"
"Nak, Konan, saya mau jualan, ini,.."
"Sabar, Mba..,"
"Kenapa kau tidak mencurigai perempuannya..?"
"Hanya perempuan bodoh yang mau melakukan ini..,"
"Aku di fitnah..,"
"Yogi ! Berhentilah mengatakan jika kamu difitnah !"
"No koment..,"
"Mulai dari Riko.., jam berapa kamu tiba di sekolah ?"
"Jam 7 lewat 5 menit.., memangnya kenapa ?"
"Kenapa kamu bisa tahu ? Kau tidak punya jam tangan..,"
"Ayolah ! Aku tanya pak Satpam tadi !!"
"Pak Ismail.., benarkah itu..?"
"Mataku kurang jelas.., tapi Aku yakin tadi pagi itu memang Riko..,"
"Konan !"
"Yah, Bu ?"
"Ibu yang membuka kelas ini.., bagaimana kertas itu bisa ada dalam meja Ibu jika pintu kelas belum terbuka..,"
"Kalau begitu, pertanyaan mengarah ke Pak Yusuf.., Pak Yusuf ! Anda selain tukang kebun, juga menjadi petugas yang memegang semua kunci kelas di sekolah ini.., apa kesaksian pak Yusuf ?"
"Ibu Yuli memang tadi meminta kunci sebelum jam 7.., Tapi bukan Aku yang menulis surat itu..,"
"Heh Konan ! Sudah ! Pak Yusuf pelakunya..,"
"Bukan, Udhi.., Pak Yusuf buta huruf.., dia tidak mungkin menulis surat yang indah seperti itu.., jika pak yusuf tidak buta huruf, dia tidak akan menjadi tukang kebun melainkan seorang novelis..,"
"Lalu kenapa Pak Yusuf selalu telat di hari Sabtu ?"
"Itu urusan keluarga ! Haruskah Aku memberitahu kalian..!"
"Cukup Pak Yusuf.., anda bisa keluar dari kelas ini.., anda bebas dari kasus ini..,"
"Terima kasih, Konan..,"
"Riko, kamu juga bebas..,"
"What ? Hey ! Kenapa Riko dibebaskan ?"
"Emosinya tinggi.., bukan dia pelakunya..,"
"Jadi ? Sekarang Aku sedang tidak emosi ?"
"Yogi ! Emosimu itu sedang kau buat-buat.., kau lah tersangka utama dalam kasus ini..,"
"Ini Fitnah.., Aku memang pandai menulis puisi.., tapi perhatikan tulisan di kertas itu..! Itu bukan tulisan tanganku !!"
"Apa kesaksianmu yang masuk akal, Yogi !?"
"Hehehe.., di kelas ini.., ada dua orang yang suka Ibu Yuli.., dia adalah Udhi dan Riko.., kenapa kau tidak tanyakan kepada Udhi ? Di kelas ini, Aku punya pacar.., kalian semua tahu, kan ?"
:"Baiklah, Yogi kamu bebas..,"
"Kampret kau, Yogi !! Riko sudah bebas !! Kau mau menyudutkanku ?"
"Epen, kah ??"
"Okelah.., sepertinya Mba Ijah ingin berjualan.., saya persilahkan Mba Ijah keluar dari kelas ini.., kesaksian Mba Ijah tidak kami perlukan..,"
"Dudududuh.., daritadi, dek.., saya sudah pegel pengen megang wajan, ini !!"
"Tinggal Udhi dan Pak Ismail..,"
"Pak Ismail tolong lihat kertas yang bertuliskan tinta hijau ini !"
"Hijau ? Itu Ungu..,"
"Pak Ismail, anda bebas.., silahkan kembali ke Pos Satpam anda..,,"
"Heii !! Apa alasannya pak Ismail dibebaskan..?"
"Pak Ismail sudah tua.., dia juga buta warna.., sebenarnya tulisan di kertas ini berwarna merah.., Pak Ismail malah bilang itu Ungu..,"
"Ohh.., itu merah, yah ? Tadinya Aku mau bilang Kuning..,"
"Tersisa kau, Udhi.., apa alasanmu ? Jam berapa kamu tiba pagi ini ?"
"Ini sudah jelas, kertas itu bukan hari ini dikirim.., melainkan hari sabtu yang lalu..,"
"Analisa yang bagus.., artinya, kau mencurigai Pak Yusuf sebagai pemegang kunci ?"
"Sebenarnya Aku kurang suka menjelaskan ini.., bisa saja salah satu di antara kita memasukkan surat itu ke meja Ibu Yuli saat Pak Yusuf mengunci pintu kelas, satu persatu.., kita semua tahu, kelas kita adalah kelas terakhir yang dikunci dikarenakan berada di ujung ruangan dari jejeran kelas-kelas..,"
"Analisa yang semakin menyudutkanmu.., pelakunya malah mengarah ke kamu.., penjelasanmu itu malah membantu kami mengetahui kronologi kejadian..,"
"Hei !! Hari Sabtu Aku tidak masuk sekolah !! Dan kau tahu itu, Konan !"
"Uphh.., Iya, yah.., Jadi ?"
"Sudah, sudah.., Saya rasa sudah cukup.., Konan terima kasih sudah berusaha sejauh ini.., karena masih ada waaktu, kita lanjutkan pelajaran..,"
Ini seakan berakhir begitu saja. Tanpa mengetahui pelakunya siapa ? Aku lihat ekspresi Ibu Yuli yang hanya tersenyum-senyum. Tampaknya Ibu Yuli sangat bahagia karena mendapatkan surat itu. Jam istrahat pun tiba. Kami semua berhamburan keluar kelas. Ibu Yuli adalah wali kelas kami yang sangat menawan. Tak heran jika banyak yang suka padanya. Dia juga termasuk guru yang bisa dibilang golongan tinggi. Ke sekolah dengan mengendarai mobil pribadi.
Pulang sekolah, Aku berjalan menyusuri jalanan beraspal. Terik matahari yang menyengat seakan membakar tubuhku. Aku belum di izinkan oleh ayahku yang seorang Detektif untuk membawa motor ke sekolah. Aku ingin mengikuti jejak ayahku. Bisa menganalisa banyak kasus di kepolisian. Kata Ayahku, dulu dia suka menonton film Detektif. Salah satunya Detektif Conan. Itulah Aku diberi nama Konan.
Panas yang menyengatku semakin menjadi. Aku putuskan untuk berteduh di bawah sebuah pohon rindang. Namun sebuah mobil menghampiriku dan dia adalah Ibu Yuli. Ibu Yuli mempersilahkanku nebeng di mobilnya. Aku tentu saja tidak menolak. Daripada Aku terpanggang oleh sengat matahari, mendingan Aku barengan dengan Ibu Yuli. Sambil mengemudi, Ibu Yuli bercerita.
"Bagaimana kasusmu, Detektif ?"
"Mmh, Ibu masih ingin tahu ?"
"Kalau di luar, panggil saya Yuli.., ini bukan sekolah, kan ?"
"Ouh.., iyah, Bu.., eh maksudku, Yuli..,"
"Terbayang siapa pelakunya di pikiranmu ?"
"Tidak, Bu.., eh maksudku, Yuli..,"
"Tentu saja tidak.., pelakunya itu kamu..,"
"!!!!!"
"Bagaimana, Konan ?"
"Kenapa, Ibu ?"
"Pertama, di kelas, kamu satu-satunya murid yang memiliki ketelitian di atas rata-rata.., kamu memanfaatkan semua kebiasaan temanmu yang kamu ketahui melalui ketelitianmu untuk membuat skenario cerita surat cinta itu..,"
"Surat ? Bukankah itu hanyalah selembar kertas ?"
"Aku hanya memancingmu.., kenapa kamu bisa langsung mengoreksi jika itu bukan surat, melainkan kertas ?"
"A..,!"
"Kedua, Mba Ijah ingat ketika hari sabtu kamu adalah siswa yang terakhir jajan di kantinnya saat pulang sekolah. Sebelumnya, Yogi adalah siswa yang selalu terakhir jajan di kantin Mba Ijah, namun hari itu justru kamu yang terakhir.., kamu juga ingat itu, karena itu, tadi kamu menyuruh Mba Ijah keluar kelas dengan alasan Mba Ijah mau jualan..,"
"Itu..,"
"Ketiga, sesuai analisa Udhi tadi, benar kronologi itu yang kamu gunakan.., di saat pak Yusuf mengunci kelas satu persatu, kamu masuk ke kelas dan menyimpan kertas itu.., Pak Yusuf sempat melihat seseorang siswa keluar dari kelas.., dan itu adalah kamu"
"Pak Yusuf..."
"Sayangnya, Pak Yusuf sering lupa.., daya ingat dengan siapa orang yang terakhir dia bertemu juga dia lupa.., kamu juga tahu itu kan, Konan ?"
"........."
"Teliti yang merupakan kelebihanmu, juga menjadi kelemahanmu.., apa Aku harus memberitahumu kenapa kamu melibatkan Pak Ismail ?"
"Cukup, Bu.., Aku menyerah.., benar.., kertas itu Aku yang tulis.., Aku memanfaatkan semua ketelitianku untuk merencanakan itu..,"
"Untuk apa ? Apa tujuanmu menulis itu semua ?"
"Aku hanya ingin tahu bagaimana respon Ibu saat menerima ungkapan isi hati itu melalui selembar kertas.., dan ibu adalah seorang yang sangat tenang.., Aku tidak memikirkan semua serangan balik ini.., Aku detektif juga sebagai pelaku..,"
"Hemm.., Jika ingin mengungkapkan perasaan, sebaiknya secara langsung.., dengan cara seperti itu, kamu tidak akan tahu jawaban orang yang kamu sukai..,"
"Tapi.., Aku benar-benar suka dengan Ibu Yuli..,"
"Serius..?"
"Haruskah Aku membuat rencana lain ?"
"Rencana apa ?"
"Rencana agar ibu tahu jika Aku menyukai Ibu..,"
"Yang terpenting sekarang, kamu harus belajar dengan giat dan tekun..,"
"Yah.., Aku akan belajar untuk menaklukan hati Ibu Yuli..,"
"Hahahahaaha..,"
"Aku serius, Bu..,"
THE END
ORIGINAL CONCEPT EKO ADRIANTO
4 JUNI 2012
Namaku Konan. Aku sekolah di SMA 7 Makassar. Aku sudah kelas 2 SMA. Sekolahku sangat bagus dan indah. Namanya juga sekolahku, bukan sekolahmu. Tiap hari Aku datang ke sekolah jam tujuh kurang 15 menit. Tentu saja saat itu masih terlalu pagi dan hanya ada beberapa oarang yang sudah ada di sekolah. Di antaranya pak Yusuf dan Pak Ismail.
Pak Yusuf adalah tukang kebun sekolahku. Dia adalah pekerja yang rajin. Namun, tidak tahu kenapa, tiap hari sabtu, dia pasti telat datang ke sekolah. Tidak tahu kenapa dan selalu begitu di hari sabtu. Juga daya ingatnya yang kurang sekali. Sedangkan pak Ismail, adalah Satpam sekolahku yang sudah tua dan matanya agak rabun. Dia juga agak sulit membedakan warna. Namun dia masih bisa mengenal siswa-siswa yang dekat dan akrab dengannya termasuk Aku.
Hari ini hari senin. Kami akan upacara bendera jam 7 lewat 30 menit. Sambil menunggu waktu, Aku duduk-duduk santai di warung Mba Ijah. Mba Ijah adalah kantin kami selalu ngumpul saat istrahat. Mba Ijah adalah pemilik kantin yang ramah. Kantinnya merupakan kantin yang terbanyak dikunjungi oleh siswa-siswa. Selain baik hati, Mba Ijah juga memiliki daya ingat yang tajam. Dia tahu makanan siswa yang selalu dipesan tiap hari. Contohnya Aku, Mba Ijah tau jika Aku selalu pesan Nasi kuning saat Aku makan di kantinnya.
Tepat jam 7 pagi, wali kelasku yang sangatlah cantik dan masih muda telah datang dan membuka kelasku yang masih terkunci. Dia adalah Ibu Yuli. Guru biologi yang umurnya masih 25 tahun. Kononnya, Ibu Yuli di sukai banyak orang di sekolah ini. Termasuk siswa-siswanya. Di kelasku saja, temanku yang bernama Riko dan Udhi jatuh hati pada Ibu Yuli. Hal itu membuat daya tarik di kelasku menjadi kurang pada siswa perempuannya.
Jam 7 lewat 15 menit, semua siswa telah datang. Kami semua bersiap untuk upacara bendera. Saat kami semua sedang berbaris, temanku Yogi berlari cepat masuk barisan. Dia adalah siswa yang sering terlambat datang ke sekolah, dan terlambat pulang dari sekolah. Meskipun begitu, Yogi adalah siswa yang pandai membuat syair puisi. Jam 8 pagi, upacara selesai dan kami kembali ke kelas masing-masing.
Jam pelajaran pertama kami di hari senin itu adalah Biologi. Wali kelas kami yang juga guru Biologi sudah berdiri di kelas kami. Senyumannya yang indah membuat semua siswa laki-laki terpesona dan siswa perempuan geleng-geleng sambil nunduk-nunduk. Maklumlah, selain wali kelas, Ibu Yuli juga belum menikah. Dia masih lajang dan menyendiri. Itu adalah informasi yang kudapat. Sebelum memulai pelajaran, Ibu Yuli mengeluarkan sebuah kertas dari dalam mejanya dan memperlihatkan pada kami.
"Anak-anak.., ibu mau tanya.., siapa yang menaruh kertas ini dalam meja, ibu ?"
"Kertas apa, Bu ?"
"Riko, ke sini.., !"
"Iya, Bu..,"
"Coba kamu lihat tulisan siapa, ini ?"
"Ini.., sebuah puisi.., ditulis dengan tinta merah.., Saya tidak tahu tulisan siapa ini, Bu.., baru lihat"
"Coba kamu baca bagian akhirnya..,"
"Iya, Bu..,"
"Riko ! Apa itu ?"
"Ini sebuah pesan cinta ! Ini di tujukan untuk Ibu Yuli..,"
"Anak-anak tolong mengaku siapa yang menulis puisi itu ?"
"Bu !"
"Yah, Konan ! Kamu ?"
"Maksud saya, biar saya yang menyelidikinya, Bu..,"
"Mmh ? Kenapa harus kamu ?"
"Aku bercita-cita jadi detektif, Bu.., dan ibu juga tahu jika saya adalah orang yang paling teliti di kelas ini.., izinkan saya menyelidiki hal ini, Bu..,"
"Bu !! Konstruksi !!"
"Hahaha.., bukan Kontruksi, Riko ! Instruksi..,"
"Saya adalah ketua kelas di sini, Bu.., saya yang punya hak lebih dibanding Konan, Bu..,"
"Bu, Ibu sendiri tahu jika Riko pernah mengirim bunga ke rumah Ibu.., dia tidak bisa menjadi penyelidik.., melainkan tersangka..,"
"Apa maksudmu, Konan ? Aku mengirim bunga itu karena saat itu Ibu Yuli sedang sakit..,"
"Kenapa kamu mengirim bunga ? Seharusnya Buah.., iya kan ?"
"I.., itu..?"
"Riko, Konan, sudah.., Ibu putuskan jika Konan yang menyelidiki kejadian ini.., Hari ini ibu tidak akan mengajar hingga 3 jam pelajaran ke depan.., hingga kejadian ini tuntas, ibu akan mendengarkan di sini.., Konan, Ibu mau mendengarkan penjelasanmu..,"
":Ehm.., ehm.., saya akan memanggil 3 orang ke depan.., Riko, Yogi, dan Udhi..,"
"Hei !! Kenapa kamu memanggilku, Konan ?"
"Yogi ! Kamu adalah orang yang pandai menulis puisi.., Aku ingin mendengarkan Alibi mu..,"
"Ohh.., Shit !! Ini Fitnah !"
"Yah.., dan fitnah lebih sadis daripada fitnes..,"
"Lalu ? Kenapa kau juga memanggilku, Konan ?"
"Udhi.., kau adalah orang yang paling sering memperhatikan Ibu Yuli mengajar.., matamu seakan tidak berkedip saat Ibu Yuli mengajar.., kau tidak memperhatikan papan tulis melainkan memperhatikan Ibu Yuli.., ada indikasi jika kamu menyukai Ibu Yuli..,"
"Apa !!? Darimana kau tahu ??"
"Aku adalah orang yang sangat teliti di kelas ini.., tadi Aku sudah bilang, kan ?"
"Es cendol kau, Konan !!!
Aku sudah mengumpulkan 3 orang tersangka di depan kelas. Aku juga memanggil 2 tersangka orang luar dan satu saksi. Dia adalah Pak Yusuf dan Pak Ismail juga Mba Ijah. Kelas kami tutup dan kami mengadakan penyelidikan secara tertutup. Untuk sementara posisi pak Satpam digantikan oleh temanku yang tidak terlibat skandal kisah cinta ini.
"Oke teman-teman.., di depan kita sudah ada 5 orang tersangka dan satu orang saksi.., kita akan mendengarkan Alibi satu-persatu dari kelima tersangka ini..,"
"Hey !! Kau pikir ini kasus pembunuhan ?"
"Ini kasus yang serius !"
"Nak, Konan, saya mau jualan, ini,.."
"Sabar, Mba..,"
"Kenapa kau tidak mencurigai perempuannya..?"
"Hanya perempuan bodoh yang mau melakukan ini..,"
"Aku di fitnah..,"
"Yogi ! Berhentilah mengatakan jika kamu difitnah !"
"No koment..,"
"Mulai dari Riko.., jam berapa kamu tiba di sekolah ?"
"Jam 7 lewat 5 menit.., memangnya kenapa ?"
"Kenapa kamu bisa tahu ? Kau tidak punya jam tangan..,"
"Ayolah ! Aku tanya pak Satpam tadi !!"
"Pak Ismail.., benarkah itu..?"
"Mataku kurang jelas.., tapi Aku yakin tadi pagi itu memang Riko..,"
"Konan !"
"Yah, Bu ?"
"Ibu yang membuka kelas ini.., bagaimana kertas itu bisa ada dalam meja Ibu jika pintu kelas belum terbuka..,"
"Kalau begitu, pertanyaan mengarah ke Pak Yusuf.., Pak Yusuf ! Anda selain tukang kebun, juga menjadi petugas yang memegang semua kunci kelas di sekolah ini.., apa kesaksian pak Yusuf ?"
"Ibu Yuli memang tadi meminta kunci sebelum jam 7.., Tapi bukan Aku yang menulis surat itu..,"
"Heh Konan ! Sudah ! Pak Yusuf pelakunya..,"
"Bukan, Udhi.., Pak Yusuf buta huruf.., dia tidak mungkin menulis surat yang indah seperti itu.., jika pak yusuf tidak buta huruf, dia tidak akan menjadi tukang kebun melainkan seorang novelis..,"
"Lalu kenapa Pak Yusuf selalu telat di hari Sabtu ?"
"Itu urusan keluarga ! Haruskah Aku memberitahu kalian..!"
"Cukup Pak Yusuf.., anda bisa keluar dari kelas ini.., anda bebas dari kasus ini..,"
"Terima kasih, Konan..,"
"Riko, kamu juga bebas..,"
"What ? Hey ! Kenapa Riko dibebaskan ?"
"Emosinya tinggi.., bukan dia pelakunya..,"
"Jadi ? Sekarang Aku sedang tidak emosi ?"
"Yogi ! Emosimu itu sedang kau buat-buat.., kau lah tersangka utama dalam kasus ini..,"
"Ini Fitnah.., Aku memang pandai menulis puisi.., tapi perhatikan tulisan di kertas itu..! Itu bukan tulisan tanganku !!"
"Apa kesaksianmu yang masuk akal, Yogi !?"
"Hehehe.., di kelas ini.., ada dua orang yang suka Ibu Yuli.., dia adalah Udhi dan Riko.., kenapa kau tidak tanyakan kepada Udhi ? Di kelas ini, Aku punya pacar.., kalian semua tahu, kan ?"
:"Baiklah, Yogi kamu bebas..,"
"Kampret kau, Yogi !! Riko sudah bebas !! Kau mau menyudutkanku ?"
"Epen, kah ??"
"Okelah.., sepertinya Mba Ijah ingin berjualan.., saya persilahkan Mba Ijah keluar dari kelas ini.., kesaksian Mba Ijah tidak kami perlukan..,"
"Dudududuh.., daritadi, dek.., saya sudah pegel pengen megang wajan, ini !!"
"Tinggal Udhi dan Pak Ismail..,"
"Pak Ismail tolong lihat kertas yang bertuliskan tinta hijau ini !"
"Hijau ? Itu Ungu..,"
"Pak Ismail, anda bebas.., silahkan kembali ke Pos Satpam anda..,,"
"Heii !! Apa alasannya pak Ismail dibebaskan..?"
"Pak Ismail sudah tua.., dia juga buta warna.., sebenarnya tulisan di kertas ini berwarna merah.., Pak Ismail malah bilang itu Ungu..,"
"Ohh.., itu merah, yah ? Tadinya Aku mau bilang Kuning..,"
"Tersisa kau, Udhi.., apa alasanmu ? Jam berapa kamu tiba pagi ini ?"
"Ini sudah jelas, kertas itu bukan hari ini dikirim.., melainkan hari sabtu yang lalu..,"
"Analisa yang bagus.., artinya, kau mencurigai Pak Yusuf sebagai pemegang kunci ?"
"Sebenarnya Aku kurang suka menjelaskan ini.., bisa saja salah satu di antara kita memasukkan surat itu ke meja Ibu Yuli saat Pak Yusuf mengunci pintu kelas, satu persatu.., kita semua tahu, kelas kita adalah kelas terakhir yang dikunci dikarenakan berada di ujung ruangan dari jejeran kelas-kelas..,"
"Analisa yang semakin menyudutkanmu.., pelakunya malah mengarah ke kamu.., penjelasanmu itu malah membantu kami mengetahui kronologi kejadian..,"
"Hei !! Hari Sabtu Aku tidak masuk sekolah !! Dan kau tahu itu, Konan !"
"Uphh.., Iya, yah.., Jadi ?"
"Sudah, sudah.., Saya rasa sudah cukup.., Konan terima kasih sudah berusaha sejauh ini.., karena masih ada waaktu, kita lanjutkan pelajaran..,"
Ini seakan berakhir begitu saja. Tanpa mengetahui pelakunya siapa ? Aku lihat ekspresi Ibu Yuli yang hanya tersenyum-senyum. Tampaknya Ibu Yuli sangat bahagia karena mendapatkan surat itu. Jam istrahat pun tiba. Kami semua berhamburan keluar kelas. Ibu Yuli adalah wali kelas kami yang sangat menawan. Tak heran jika banyak yang suka padanya. Dia juga termasuk guru yang bisa dibilang golongan tinggi. Ke sekolah dengan mengendarai mobil pribadi.
Pulang sekolah, Aku berjalan menyusuri jalanan beraspal. Terik matahari yang menyengat seakan membakar tubuhku. Aku belum di izinkan oleh ayahku yang seorang Detektif untuk membawa motor ke sekolah. Aku ingin mengikuti jejak ayahku. Bisa menganalisa banyak kasus di kepolisian. Kata Ayahku, dulu dia suka menonton film Detektif. Salah satunya Detektif Conan. Itulah Aku diberi nama Konan.
Panas yang menyengatku semakin menjadi. Aku putuskan untuk berteduh di bawah sebuah pohon rindang. Namun sebuah mobil menghampiriku dan dia adalah Ibu Yuli. Ibu Yuli mempersilahkanku nebeng di mobilnya. Aku tentu saja tidak menolak. Daripada Aku terpanggang oleh sengat matahari, mendingan Aku barengan dengan Ibu Yuli. Sambil mengemudi, Ibu Yuli bercerita.
"Bagaimana kasusmu, Detektif ?"
"Mmh, Ibu masih ingin tahu ?"
"Kalau di luar, panggil saya Yuli.., ini bukan sekolah, kan ?"
"Ouh.., iyah, Bu.., eh maksudku, Yuli..,"
"Terbayang siapa pelakunya di pikiranmu ?"
"Tidak, Bu.., eh maksudku, Yuli..,"
"Tentu saja tidak.., pelakunya itu kamu..,"
"!!!!!"
"Bagaimana, Konan ?"
"Kenapa, Ibu ?"
"Pertama, di kelas, kamu satu-satunya murid yang memiliki ketelitian di atas rata-rata.., kamu memanfaatkan semua kebiasaan temanmu yang kamu ketahui melalui ketelitianmu untuk membuat skenario cerita surat cinta itu..,"
"Surat ? Bukankah itu hanyalah selembar kertas ?"
"Aku hanya memancingmu.., kenapa kamu bisa langsung mengoreksi jika itu bukan surat, melainkan kertas ?"
"A..,!"
"Kedua, Mba Ijah ingat ketika hari sabtu kamu adalah siswa yang terakhir jajan di kantinnya saat pulang sekolah. Sebelumnya, Yogi adalah siswa yang selalu terakhir jajan di kantin Mba Ijah, namun hari itu justru kamu yang terakhir.., kamu juga ingat itu, karena itu, tadi kamu menyuruh Mba Ijah keluar kelas dengan alasan Mba Ijah mau jualan..,"
"Itu..,"
"Ketiga, sesuai analisa Udhi tadi, benar kronologi itu yang kamu gunakan.., di saat pak Yusuf mengunci kelas satu persatu, kamu masuk ke kelas dan menyimpan kertas itu.., Pak Yusuf sempat melihat seseorang siswa keluar dari kelas.., dan itu adalah kamu"
"Pak Yusuf..."
"Sayangnya, Pak Yusuf sering lupa.., daya ingat dengan siapa orang yang terakhir dia bertemu juga dia lupa.., kamu juga tahu itu kan, Konan ?"
"........."
"Teliti yang merupakan kelebihanmu, juga menjadi kelemahanmu.., apa Aku harus memberitahumu kenapa kamu melibatkan Pak Ismail ?"
"Cukup, Bu.., Aku menyerah.., benar.., kertas itu Aku yang tulis.., Aku memanfaatkan semua ketelitianku untuk merencanakan itu..,"
"Untuk apa ? Apa tujuanmu menulis itu semua ?"
"Aku hanya ingin tahu bagaimana respon Ibu saat menerima ungkapan isi hati itu melalui selembar kertas.., dan ibu adalah seorang yang sangat tenang.., Aku tidak memikirkan semua serangan balik ini.., Aku detektif juga sebagai pelaku..,"
"Hemm.., Jika ingin mengungkapkan perasaan, sebaiknya secara langsung.., dengan cara seperti itu, kamu tidak akan tahu jawaban orang yang kamu sukai..,"
"Tapi.., Aku benar-benar suka dengan Ibu Yuli..,"
"Serius..?"
"Haruskah Aku membuat rencana lain ?"
"Rencana apa ?"
"Rencana agar ibu tahu jika Aku menyukai Ibu..,"
"Yang terpenting sekarang, kamu harus belajar dengan giat dan tekun..,"
"Yah.., Aku akan belajar untuk menaklukan hati Ibu Yuli..,"
"Hahahahaaha..,"
"Aku serius, Bu..,"
THE END
ORIGINAL CONCEPT EKO ADRIANTO
4 JUNI 2012
Langganan:
Postingan (Atom)