Jumat, 12 Juli 2013

Numpang Senyum

                                                
                                                           WWW.RAMADHAN.COM

              
                        Ramadhan kembali tiba. Aku sebagai seorang muslim wajib menjalankannya. Suasana malam ini sangatlah ramai. Maklumlah, ini adalah Taraweh malam pertama di bulan Puasa kali ini. Biasanya, 10 malam berturut-turut keadaan masjid sangat ramai. Malam-malam berikutnya hingga malam ke 20, keadaan saf semakin berkurang. Mereka tereliminasi satu saf per satu saf. Dan malam ke 20 hingga malam terakhir di bulan puasa, sebagian besar mereka sudah Tawaf di Mall.
                         Ini adalah sebuah fakta dan realita. Tiap tahun keadaan berulang separti itu. Seakan telah menjadi kebiasaan tiap tahunnya. Dan dari itu semua kita bisa mengetahui tingkatan iman seseorang. Bahwa siapa yang masih konsisten untuk beribadah di bulan Ramadhan, dan siapa yang beribadah karena hanya ingin eksis di masjid.
                          Ada Ustadz mengatakan, saat bulan Ramadhan setan-setan di belenggu. Namun ada juga yang mengatakan jika kita lah yang membelenggu setan itu. Ada juga Ustadz yang mengatakan jika yang dibelenggu itu hanyalah petinggi-petinggi setan. Sedangkan bawahan-bawahan atau setan-setan rendahan tetap dibebaskan berkeliaraan. Jadi jika ada seseorang yang tidak berpuasa di bulan Ramadhan tanpa ada alasan dia tidak berpuasa, maka dia tergoda oleh godaan setan rendahan. Memalukan !!

                          Mengapa ketika kita puasa kita tidak merasakan lapar ? Semua itu berawal dari Niat. Ketika kita santap sahur, kita berniat untuk berpuasa dan tidak akan makan atau pun minum hingga maghrib tiba. Di saat niat itulah, Niat memberi tahu kepada lambung bahwa dia tidak akan disuruh bekerja selama seharian. Jadi, si lambung sudah tahu kalau dia bakal libur kerja saat Niat itu terlafaskan. Lambung jadi siap dan pada saat itulah kita tidak merasakan lapar. Ini Analogi ku sendiri yahh.
                           Cuek di dalam bulan ramadhan itu bagus. Malah ketika kita berpuasa, kita di ajarkan untuk selalu cuek. Pertama, ketika kita melihat makanan atau minuman terpajang di jualan, mata kita senantiasa dilatih untuk tidak terus memperhatikannya. Hal itu bisa membuat puasa kita makruh. Kedua, dengan cuek, kita senantiasa memalingkan wajah kita dari pandangan yang berbahaya. Misalkan ada cewek BUPATI (BUka PAha TInggi-tinggi) lewat depan kita, wajah kita senantiasa berpaling dari melihat itu. Lain hal nya di luar bulan Ramadhan, boleh-boleh saja kalau mau terus plototin. Hehehe..,
                            Saya teringat ketika masih kecil. Saya juga pernah kecil. Tidak mungkin langsung segede sekarang. Dulu nya itu, kami malu kalau sampai ada satu pun bolong berpuasa. Teman-teman akan meledek. Mencaci maki hingga mental ini terkoyakkan. Karena itu kami malu dan sangat malu jika sampai memiliki satu pun kegagalan dalam berpuasa.

                              Beda jaman sekarang. Pernah Aku bertanya pada temanku. "Berapa bolong puasa mu ?" Dia jawab "Cuma 3" Saya bertanya lagi "3 bolongnya ?" Dengan santai dia mengatakan, "3 puasa nya". Aku terkaget ! "Hah !! Kok bisa ? Jadi lainnya ?" Dia mengatakan lagi "15 puasaku makruh dan selebihnya batal". Astagfirullah !!
                             Ternyata banyak hal yang bisa membuat puasa kita ini makruh atau pun batal. Tidur berlebihan juga bisa membuat puasa kita makruh. Apalgi itu ibu-ibu yag kalo sore ngumpul-ngumpul terus memulai pembicaraan dengan gosip. Sudah hampir berbuka puasa, malah di bikin makruh dan mendekati batal. Dan dibicarakan itu hal-hal yang tidak perlu. Sampai mereka juga membicarakan tentang diriku kalo Aku itu ganteng. Aku kan jadi malu. Hehehe..,
                              Pernah ada kisah di jaman Rasulullah. Dan ini terjadi di bulan Ramadhan. Seseorang datang pada Rasulullah dan berkata "Ya Rosul, bisakah saya mencium istriku ?" Rosul menjawab "Boleh" Padahal laki-laki itu sedang berpuasa. Laki-laki yang kedua menanyakan hal yang sama pada Rosulullah "Ya Rosul, bisakah saya juga mencium istriku ?" Rosul menjawab,
 "Tidak boleh" Laki-laki yang kedua kaget karena pertanyaan nya sama tapi jawaban Rosul berbeda. Alasan Rosulullah adalah, Laki-laki pertama adalah orang yang sudah tua. Apabila dia mencium istrinya, hal itu tidak akan menimbulkan nafsu. Sedangkan laki-laki yang kedua adalah laki-laki yang baru saja menikah. Takutnya bisa lebih dari sekedar cium.
                           


  Bulan Ramadhan ini adalah bulan untuk melatih diri. Orang yang kerjaannya marah-marah di luar bulan ramadhan, di saat bulan Ramadhan dia harus bisa mengontrol emosinya. Orang yang di luar bulan ramadhan sering ngemil atau jajan makanan, di bulan Ramadhan harus bisa mengontrol makan nya. Dan orang yang malas solat di luar bulan Ramadhan, harus melatih dirinya untuk bisa solat 5 waktu. Karena puasa tanpa solat, ibarat layangan tanpa benang.
                               Banyak hal yang bisa dilakukan di saat berpuasa. Tanpa harus meninggalkan ibadah lainnya. Kita bisa main Game seharian tapi jangan lupa solat. Ketika waktu solat tiba, kita tinggalkan main game nya dan melaksanakan solat. Kita juga bisa mengaji seharian. Ketika waktu solat tiba kita tinggalkan dulu dan setelah solat lanjutkan lagi. Yang tidak boleh itu kalo pacaran seharian. Bikin makruh-makruh saja. Mending main facebook. Hehehe..,
                               Kebanyakan orang, ketika berbuka puasa, mereka langsung makan makanan berat seperti nasi. Seharusnya adalah makanan ringan seperti Kurma. Berbuka dengan makanan berat bisa membuat kerusakan lambung.  Berbuka juga dianjurkan dengan makanan yang manis-manis terdahulu. Jika hidangan yang tersedia bukan makanan yang manis-manis, anda cuma perlu melihat foto cewek anda. Semoga rasa laparnya langsung hilang.
                               Pernah Saya dan temanku jalan-jalan ke Mall di hari pertama Ramadhan. Tidak perlu saya sebutkan di Mall mana. Cuma inisialnya MP. Di mana mataku memandang, di situlah orang-orang asyik makan dan minum. Astagfirullah !! Ini hari pertama puasa, bro ? Temanku mengatakan mungkin saja mereka yang makan dan minum itu adalah non muslim. Aku bilang, "Mana ada non muslim pake jilbab ?"
                               Tanpa sedikit pun rasa malu, mereka makan dan minum di depan umum. Mereka seharusnya malu pada kami yang berpuasa dan malu pada Allah SWT. Ingin rasanya menegur mereka tapi sayangnya bapaknya ganteng. Depan belakang, kanan dan kiri, penuh dengan orang-orang yang dengan lahapnya makan. Mungkin saya salah tempat. Datang ke tempat begini. Seharusnya Aku di masjid saja. Tidur.
                                Rasa lapar itu ternyata seperti ini. Aku pernah berfikir. Bagaimana rasa lapar yang dirasakan pengemis itu tiap harinya ? Kita hanya merasakan rasa lapar itu di bulan ramadhan. Sedangkan pengemis, hari-hari mereka penuh dengan rasa lapar. Kita hanya diberi kesempatan untuk merasakan yang dirasakan para pengemis itu di bulan Ramadhan ini. Kita bisa tahu rasanya bagaimana kalau makanan itu tidak masuk ke perut kita hingga maghrib tiba. Terkadang aku meneteskan air mata jika memikirkan perasaan para pengemis itu.
                                Dug ! Dug ! Dug ! Suara bedug berbuka puasa. Kami yang berpuasa, berbuka bersama di masjid. Dengan lahapnya kami santap kue-kue yang tersedia di hadapan kami. Sampai-sampai kue yang sedang dikunyah  pun belum terkunyah dengan baik, kue berikutnya menyusul masuk ke dalam mulut. Rakus ? Itu wajar, bro. Saat itu tak satu pun dari kami yang berbuka saling mengejek dengan kata rakus. Hal itu wajar, bro. Kami kelaparan seperti pulang dari medan perang. perang melawan hawa nafsu.
                               Malamnya, Taraweh lagi. Saya membiasakan diri untuk taraweh 20 rakaat ditambah witir 3 rakaat. Ada alasan kenapa saya memperbanyak solat sunnah ku. Karena Solat Sunnah menutupi kekurangan solat wajib yang bolong-bolong. Di jaman beberapa tahun lalu, Aku adalah orang yang solatnya bolong-bolong. Untuk menutupi kekurangan itu, Aku harus memperbanyak solat Sunnah. Agar semuanya jadi terbayar di hadapan Allah SWT.
                               Banyak hikmah yang bisa di dapat ketika kta berpuasa. Salah satu nya untuk service lambung kita. Jika tiap hari lambung kita ini dipakai untuk bekerja, tidak mustahil bisa menimbulkan kerusakan. Sama hal nya ketika motor atau mobil yang selalu dipakai dan jarang di service. Mesin-mesin nya bisa cepat kendor dan rusak. Lambung kita ibarat mesin yang mesti di service dengan cara berpuasa.
                                Masjid di kompleks ku bertingkat 2. Bagian atas nya di tempati anak-anak remaja wanita. Di saat Ustadz naik ke atas minbar untuk berceramah, mereka malah asyik foto-foto. Ada juga yang asyik main monopoli dan ular tangga. Dasar anak-anak ! Saya mau negur, tapi bapaknya ganteng. Saya hanya bisa melihat mereka dari lantai pertama. Mereka asyik dengan kesibukan mereka masing-masing.
                                 Satu pesan untuk kalian. Manfaatkan lah bulan puasa ini untuk melatih diri dalam hal beribadah. Karena belum tentu bulan puasa tahun depan kalian masih hidup. Siapa yang bisa menjamin hidup anda ? Tidak mungkin Jamsostek. Jadikan keadaan Masjid lebih menjadi semarak. Kalau keadaan masjid ramai dan semarak, kalian bisa melirik-lirik cowok atau cewek. Itu wajar, bro. Kita juga manusia biasa. Asalkan jangan memandang terlalu lama. Takutnya timbul cinta di antara kita. Hehehe..,
                
                                                                                                  THE END
                                                                      ORIGINAL CONCEPT BY EKO ADRIANTO
                                                                                                 JULI 2013


                              

Minggu, 23 Juni 2013

CerpeN


                                                                     Efek Samping
                                                                 

                    Joker ? Jomblo keren . Itulah Aku. Haha. Di depan cermin Aku melihat seseorang yang sangat ganteng. Itulah Aku. Tidak apa Aku memuji diriku sendiri. Lagian tidak ada yang tau kalau Aku memuji diriku sendiri. Kalau pun ada, dia pasti emak gue. Dia selalu menasehati ku. Jangan sering bercermin. Katanya cerminnya bisa pecah. Waaaa..???
                    Aku masih kelas 2 SMA. Dan hanya ada satu orang yang paling cerdas di kelas ku. Itulah Aku. Haha. Aku setrezz jika tiap hari harus dikejar-kejar cewek. Terutama teman kelas ku. Aku sudah tekadkan, selama Aku SMA, Aku ingin menjomblo. Yang ingin kupikirkan hanyalah pelajaran, tidak termasuk wanita. Tetapi, hati ku akhirnya mulai goyah. Ckckck.
                    Fina. Ranbutnya coklat sampai bahu. Dia keturunan Indonesia-Jerman. Ayahnya Indonesia, Ibunya Jerman. Aku sudah tertarik pada Fina sejak kelas 1 SMA. Kenapa bisa ? Tanyakan kepada penulis cerpen ini. Aku hanya menerima skenario kisah ku ini. Fina orangnya baik. Suka berbagi. Dan tipe cewek penyendiri. 
                     Defa. Dia adalah cewek idaman ku. Matanya sangat indah. Hidungnya mancung dikit. Dia termasuk 5 besar siswi terkaya di sekolah ku. Orang nya senang berbagi. Jika dia jajan, semua anggota nya berhak merasakan apa yang Defa rasakan. Misalkan Defa makan Silverqueen, semua anggota atau teman nya berhak merasakan nya juga. Maklum uangnya terlalu banyak.
                      Fatin. Suara nya sangat indah. Dia cocok jadi seorang penyanyi. Dia juga berjilbab. Senyuman nya menghanyutkan. Dia tidak terbiasa berdekatan dengan cowok mana pun. Dia terlalu suci untuk di sentuh oleh laki-laki mana pun. Sampai saat ini, hanya ayah nya yang pernah menyentuh Fatin. Aku juga ingin menyentuh Fatin, tetapi menyentuh hatinya. Asyik !
                      Mereka bertiga adalah tipe cewek kesukaan ku. Tetapi satu pun di antara mereka, tak ada yang naksir padaku. Di kelas ku, hanya ketiga cewek itu yang tidak tertarik pada ku. Selebihnya, mereka mengejar-ngejar ku. Yang Aku maksud adalah para cewek di kelas ku. Tidak termasuk cowoknya. Karena mereka bukan MAHO.
                       Ke tiga cewek ini bisa menggoyah kan hati ku. Mereka tidak mudah tergoda cowok mana pun. Termasuk cowok sekeren Aku. Tapi dasar ! Aku tak punya  pengalaman menaklukkan cewek. Padahal pengalaman adalah guru yang terbaik. Aku mau bertanya pada wali kelas ? Takut kepala ku di jitak ! Mau beli buku cara menaklukkan cewek ? Aku malu pada penjual buku nya.
                       "Hai..,"
                       "Iyah..,"
                       "A..,"
                       "Mmh..,?"
                       "Tidak ke... Kantin.."
                       "Mmh.., tidak.., kenapa..?"
                       "Ke.., Kantin, yukk..,"
                       "Mmh.., Saya bawa bekal sendiri..,"
                       "Aduhh.., (gagal dehh)"
                       "Aduh, kenapa..,?"
                       "Ti.., tidak..,Daah..,"
                       "???"
                       Usaha kecil ku gagal. Usaha mengajak Fina ke kantin bareng. Kemudian baru saja Aku mau mendekati fatin, dia sudah pergi secepat angin. Tersisa Defa yang belum Aku dekati. Tapi bagaimana cara Aku mendekati Defa ? Dia mentraktir semua anggota nya. Mereka semua bagaikan pagar betis yang melindungi Defa dari serangan apa pun. Mereka seperti semut yang melindungi ratu nya.
                       "Hai, Dimas..,"
                       "A.., hai..,"
                       "Godain kami, dong..,"
                       "Idihh, ogahh..,!!"
                       "Dimas ganteng, deh..,"
                       "Kabur !!!!"
                       Niat untuk mendekati Defa, malah di goda oleh pagar nya. Kenapa hati ku sekacau ini ? Aku sudah punya tekad. Tidak akan jatuh hati pada cewek mana pun. Tapi, Aku tak bisa bertahan dan menahan perasaan ini. Bisa-bisa wajah ku berjerawat. Salah satu faktor yang membuat wajah berjerwat adalah menahan perasaan. Aku tak mau berjerawat !!

                       Pelajaran di mulai. Mataku celingak-celinguk melihat ke tiga cewek itu. Rambut Fina benar-benar anggun. Mata Defa benar-benar menghanyutkan. Dan senyum Fatin menenggelamkan ku. Mereka duduk di bangku yang agak jauh jaraknya. Leher ku jadi pegal karena menoleh ke kanan, kiri dan di belakang. Baru saja Aku menoleh ke depan, sebuah penghapus melayang ke jidak ku. Plakk !!
                        "Dimas !!"
                        "I.. iya, pak ?"
                        "Lihat-lihat, apa..?"
                        "A..,"
                        "Apaa..,!?"
                        "Fina, Defa, dan Fatin, pak..,"
                        "Apaaa..,?"
                        "Jujur. pak.., saya melihat-lihat mereka..,"
                        "Berdiri di luar kelas !!"
                        "Siap, pak !"
                        Apes ! padahal jawaban ku sudah jujur. Tetap saja Aku di hukum. Tetapi biar lah. Ini lah konsekuensi dari perbuatan ku. Pak Yunus memang orang nya keras. Dia tidak suka jika ada siswa yang tidak memperhatikan ketika dia menjelaskan. Di depan kelas ini, Aku hanya bisa berdiri, sendiri, tanpa ada yang menemani.
                         "Fina..?"
                         "Hai..,"
                         "Kamu..,?"
                         "Aku juga di suruh pak guru berdiri depan kelas..,"
                         "Ka.., karena..,?'
                         "Aku melihat kamu terus yang berdiri sendiri di sini..,"
                         "Jadi..,?"
                         "Aku juga disuruh berdiri di depan kelas..,"
                         "Kenapa, kamu lakukan itu, fina..,?"
                         "Mungkin karena perasaanku ini..,"
                         "Haaa..,?"
                         "kamu bisa menebak maksudku..,?"
                         "sepertinya, iyah..,Haha..,"
                         ":-)"
                         Asyik !! Akhirnya Aku mendapat sinyal dari Fina. Entahlah dia simpati atau kartuAS. Maksudku, simpati atau empati padaku ? Tapi itu petanda jika dia ada rasa padaku. Aku jadi semangat menjalani hukuman ini. Bisa berdiri berdua bareng di depan kelas bersama Fina. Walaupun banyak siswa dan siswi yang lewat depan kami. Aku hanya anggap itu angkot yang lewat-lewat.
                         Huh ! Hari yang panas. Pulang dengan jalan kaki. Matahari seakan membakar alis mata ku. Tetapi tiba-tiba sebuah mobil berhenti di samping ku. Dari jok belakang seseorang memanggilku masuk. Dia adalah Defa. Tanpa pikir panjang Aku ikut nebeng aja. Lumayan. Bisa duduk berduaan dengan Defa di jok belakanag. Akhirnya bisa berduaan dengan Defa tanpa ada pagar betis.
                         "Panas, yah ?"
                         "Hah.., lumayan..,"
                         "Apa kamu tidak malu tadi berdiri di depan kelas ?"
                         "Tidak.., tidak sama sekali..,"
                         "Kenapa..,?"
                         "Itu sudah resiko.., karena sudah berbuat kesalahan."
                         "Kamu.., bertanggung jawab, yah..,?"
                         "Yah, sudah seharusnya..,"
                         "Aku.., suka orang seperti itu"
                         "Haaaa..,?"
                         "Kenapa?"
                         "Maksudnya apa, Defa..,?'
                         "Aku belum pernah liat cowok yang berani untuk menanggung kesalahan nya sendiri.."
                         "Yang bener..,?"
                         "Yahh.., baru kamu, Dimas..,"
                         "Haha.., makasih, Defa..,"
                         Sebuah sinyal jika Defa ada rasa untukku. Setelah sopirnya mengantarku hingga depan rumah, defa sempat melambaikan tangan nya padaku. Aku hanya bisa terus melihat mata indahnya. Semakin jauh dia dari pandanganku, semakin Aku merindukan nya. Dan malamnya, Aku tidak fokus belajar. Aku hanya bisa memikirkan Fina atau Defa. Mereka saling berganti hadir di pikiranku. Ibarat channel TV yang diganti-ganti melalui remote. Padahal besok Aku ulangan harian.
                         Saat ulangan di kelas, Aku kewalahan menjawab soal. Ini lah efek samping dari jatuh cinta. Pikiranku kacau seperti mahasiswa demo. Kacau ! Biasanya, Aku adalah siswa yang pertama keluar kelas ketika ada ulangan. Tapi hari ini, Aku adalah siswa yang terakhir keluar kelas. Itu pun jawaban ku belum tentu banar. Aku benar-benar kacau. Jatuh cinta ternyata memiliki efek samping seburuk ini.
                         "Dimas..,"
                         "Fatin..,?"
                         "Menyendiri..,?"
                         "A.., iyah..,"
                         "Karena ulangan, tadi..,?"
                         "Iyah,., nilai ku hancur.,."
                         "Semalam kamu tidak belajar ?"
                         "Belajar, sih.., tapi tidak fokus..,"
                         "Memikirkan apa, Dimas..,?"
                         "Fina dan Defa..,"
                         "Ngg ?"
                         "Kenapa..,?"
                         "Kamu suka di antara mereka..,?"
                         "Bukan hanya mereka, Aku juga suka kamu, Fatin..,"
                         "Aku ?"
                         "Iyah.., Aku suka kalian bertiga..,"
                         "Aku sudah tau dari dulu, Dimas..,"
                         "Apakah kamu menyukai ku, fatin..,?"
                         "Menurut mu ? Aku yang selama ini tak ingin didekati cowok mana pun, malah mendekati kamu, Dimas..,"
                         "Jadi.., itu artinya, iya..?"
                         ":-)"
                         Senyum itu membuat Aku tau kalau Fatin juga suka padaku. Aku semakin kacau. Memikirkan Fina dan Defa saja Aku sudah kacau, sekarang Aku harus memikirkan Fatin juga. Mereka semua baik. Cantik. Dan mereka idaman ku. Tapi, aku hanya bisa memilih satu di antara mereka. Dan apabila Aku sudah memilih satu, akan kah dua di antara nya sakit hati ?

                          Status ku sebagai Joker tidak bisa Aku pertahankan lagi. Aku kini jatuh cinta. Aku tak bisa memegang gelar Joker lebih lama lagi. Biarlah Piala Joker itu Aku berikan pada pak Yunus saja. Meskipun piala nya hanya lah bualan ku, saja. Maaf yah, pak Yunus. Saya hanya bercanda. Tapi wahai pembaca, tolong beri tau Aku, siapa yang harus Aku pilih ?
                           Nilai ku semakin turun. Aku yang di juluki si Jenius, kini hanya isapan jempol belaka. Ketiga wanita itu mengganggu pikiranku. Aku tak bisa belajar dengan tenang dan fokus. Aku benar-benar kacau. Aku tak bisa terus begini. Aku pun mengambil keputusan terbesar dengan pindah sekolah. Aku tak bisa memilih satu di antara mereka. Mereka bisa menghancurkan karir ku sebagai pelajar jenius.
                           Sekarang Aku berada di sekolah baru ku. Aku ingin melupakan mereka. Aku ingin menjadi Joker lagi. Aku tak mau tergoda dengan cewek mana pun di sekolah baru ku ini. Aku akan kembali menjadi jenius seperti dulu. Sudah ganteng, jenius pula. Itulah Aku. Haha. Setelah Aku memperkenalkan diriku di depan kelas baru ku, Aku pun duduk di bangku bagian depan.
                           Seminggu kemudian. Aku mulai membuka buku pelajaranku, Wali kelas membawa tiga siswi baru. Astaga ! Mereka Fina, Defa, dan Fatin. Mereka juga pindah sekolah mengikuti ku. Mereka akan terus mengikuti ku sampai Aku memilih satu di antara mereka. Sekarang Aku semakin kacau. Tujuan ku untuk melupakan mereka, namun justru mereka hadir lagi dalam hidupku sekali lagi. Yaa Tuhaaaan !!
                           Itu adalah kisah klasik saat Aku masih SMA. Kini Aku sudah berkeluarga dan memiliki 2 anak. Coba tebak Aku menikah dangan siapa ? Fina, Defa, atau Fatin ? Yang jelas nya hanya penulis cerpen ini yang tau. Jika tebakan anda benar, Saya akan memberikan anda hadiah. Hadiahnya adalah Naik Haji. Bagi yang mampu.., Waaaaaa ???
                     
                                                                                        THE END
                                                           ORIGINAL CONCEPT BY EKO ADRIANTO
                                                                                       JUNI 2013

                   

                   
         
                       

                          

Minggu, 19 Mei 2013

CerpeN

                                                                           Resign


                      Hampir setahun Aku bekerja pada perusahaan ini. Perusahaan yang bergerak di bidang Handphone. Aku bekerja di bidang lapangan perusahaan itu. Panas, hujan, dan panas lagi, selalu kurasakan. Aku semakin lelah dan gaji yang tidak memadai. Aku putuskan untuk membuat surat pengunduran diri pada perusahaan itu. Aku ingin mencari pekerjaan lain.
                      Sahabat dan teman-teman yang hampir setahun ini menemaniku dan saling bercanda, berat untuk kutinggalkan. Juga dua orang Senior Pak Arifin dan Pak Samp. Kedua orang senior itu telah banyak mengajarku banyak hal. Mereka mengajarkanku soal ketepatan waktu dan ketelitian dalam bekerja. Aku sudah dianggap anak oleh mereka berdua. Kata mereka Aku ini murah senyum dan tidak mudah emosi.
                       Sahabatku Kahar selalu merayu ku untuk tidak mengundurkan diri dulu. Dia masih butuh diriku untuk menemaninya bercanda. Namun tekadku sudah bulat. Aku akan mengundurkan diri. Hari ini Aku akan ke ruangan Pak Herman. Dia adalah Supervisor Perusaan ini. Orangnya sedikit galak. Melihat kumisnya saja orang sudah gemetaran.
                       "Apa alasanmu, Rian ?"
                       "Aku ingin cari pekerjaan lain, Pak..,"
                       "Hanya itu ?"
                       "Iyah, Pak..,"
                       "Rian ?"
                       "Iyah, Pak..,"
                       "Kau adalah karyawan terbaik perusahaan ini. Hampir setahun ini, kamu tak pernah telat masuk kantor. Kamu adalah karyawan yang rajin dan ulet. Melepas mu adalah kesalahan besar saya."
                       "Tapi, Pak..,"
                       "Apa kamu yakin, Rian ?"
                       "Iyah, Pak.., Bukannya Aku tidak suka bekerja di sini, tapi ini kata hatiku..,"
                       "Apa kamu menuntut kenaikan gaji ?"
                       "Tidak, Pak..,"
                       "Aku yakinkan kamu ? Apa ini keputusanmu ?"
                       "100 % yakin, Pak..,"
                       "Baiklah. Tapi kamu tahu peraturan kantor ini kan ?"
                       "Iyah, Pak..,"
                       "Jika seorang karyawan mengambil Resign atau surat pengunduran diri, dia harus bekerja sebulan kedepan dan menerima gaji terakhirnya."
                       "Saya mengerti, Pak..,"
                       "Baiklah. Baca dan tanda tangani surat itu."
                       "Iyah, Pak..,"
                       Yahh. Sebulan terakhir di perusahaan ini. Aku mengambil keputusan nekat yang tidak kupikirkan matang-matang. Kahar sangat bersedih. Ihh, lebay. Katanya, Aku adalah orang yang sering menemaninya bercanda. Meskipun kami sama-sama bagian lapangan, namun di waktu senggang, kami sering bercanda.
                        "Kenapa, Bro..?"
                        "Aku teringat saat pertama kali Aku melamar kerja 6 bulan lalu di perusahaan ini. Pak Herman menunjukmu sebagai orang yang meng-training ku. Kau mengajarku banyak hal, bro."
                        "Berat yah jika kita harus berpisah..,"
                        "Itu keputusanmu, bro."
                        "Malam nanti mau jalan-jalan ke Pantai Losari..,?"
                        "Oke, bro. Saya yang traktir pisang epe. Ohehe."
                        "Boleh juga tuh..,"
                        "Rumahku juga sekitar situ, bro."
                        "Iyah.., kita sekalian ke rumahmu..,"
                        "Insya Allah, bro."
                        Banyak kenangan indah yang terjadi di perusahaan ini. Tawa dan canda mewarnai gurauan kami. Pak Arifin, Pak Samp, Kahar, dan teman-teman lainnya sering bercanda di jam istrahat. Tapi sebulan kedepan semua itu akan berakhir. Aku sudah tidak ada di perusahaan ini. Biarlah Aku menjalani hari-hari terakhirku di perusahaan ini. Suatu hari nanti Aku akan merindukan tempat ini.
                         29 Hari sebelum Aku berhenti. Perusahaan ini menerima dua orang pekerja. Seorang yang bakal menggantikanku. Namanya adalah Yayat. Aku ditugaskan Pak Herman untuk meng-training Yayat. Dan seorang lagi bernama Dewi Afifha. Dia bekerja di lantai 2 bagian keuangan. Dia cantik dan pendiam. Caranya berjalan sangatlah anggun. Dia menarik perhatianku.
                         Aku mengajarkan apa yang Aku ketahui kepada Yayat. mengantarnya dan mengajarnya semua hal yang Aku ketahui tentang pekerjaanku yang kelak dia gantikan. Aku diberi kepercayaan untuk melatih orang baru itu. Lelah juga terasa. Seperti hal nya Aku mengajar Kahar dulunya. Sekarang Aku tahu bagaimana mengajar seseorang dari yang bego jadi pintar. Hehe..,
                         28 hari sebelum Aku berhenti. Aku solat di Musollah seperti biasanya yang berada di lantai 2. Aku berdoa dan meminta yang terbaik setelah Aku berhenti bekerja dari tempatku mencari nafkah saat ini. Seperti biasa, Aku pulang kantor jam 6 maghrib. Namun Aku singgah solat dulu di Musollah kantor. Setelah solat Aku pun bersiap-siap pulang.
                         Dalam perjalanan keluar dari jalan gang kantor, Aku melihat Dewi berjalan sambil memegang helm nya. Tampaknya dia akan pulang bersama jemputannya. Namun jalan keluar dari kantor menuju jalan umum masih jauh. Aku putuskan untuk memberinya tumpangan. Aku menghentikan motorku tepat dihadapannya. Ceritanya ini saya menghadangnya.
                          "Assalamualaikum..,"
                          "Mmh.., Walaikumsalam..,,"
                          "Mau keluar..,?"
                          "I.., iyah, kak..,"
                          "Bareng yukk..,"
                          "Mmh.., boleh..,?"
                          "Iyah lah.., yukk..,"
                          "Mmh.., iyah..,"
                          "Bissmillah, yah..,"
                          "Udah, kak..,"
                          Sampai di tempat seharusnya dia Aku turunkan, Aku melihat dia hanya terdiam. Hampir 10 detik tanpa kata, Aku pun memutuskan melanjutkan perjalanan. Di atas motor Aku bertanya banyak hal. Di antaranya di mana dia tinggal dan apa-apa saja kegiatannya. Nada bicara nya yang sopan dan tutur kata nya yang lembut membuatku terkagum padanya.
                           27 hari sebelum Aku berhenti. Seperti hari kemarin, Aku mendapati Dewi di waktu yang sama dan di jalur yang sama pula. Aku pun menawarkan tumpangan padanya. Dia tidak ragu dan menolak tawaranku tersebut. Terlebih lagi dia sudah membawa helm dari rumahnya. Dan dia tetap seperti kemarin, berbicara disaat Aku bertanya.
                           Saat-saat terakhirku di kantor membuatku lebih berwarna. Aku akrab dengan karyawan baru itu. Kahar hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya. Dia heran padaku karena sejak kapan Aku dan dewi jadi sedekat itu ? Di waktu makan siang, Aku dan Dewi pergi untuk makan siang bareng. Dan di waktu pulang kami juga bareng.
                          Ada gosip yang beredar jika Aku dan Dewi pacaran. Namun sesungguhnya kami tidak pacaran. Mungkin karena kedekatan kami hingga muncul lah gosip itu. Hari-hari berlalu. Perasaan cinta itu muncul di hatiku. Aku sering mengajak Dewi jalan bareng ke pantai dekat rumah Kahar. Kahar hanya jadi obat nyamuk bagi kami. Namun dia adalah sahabat yang mengerti.
                          15 hari sebelum Aku berhenti. Setelah mengantar Dewi hingga ke depan rumahnya, Aku pun menyatakan perasaanku padanya. Aku mengatakan jika Aku suka dia. Aku tidak bisa jika harus memendam peasaan ini. Aku ingin tahu jawabannya meskipun jawabannya akan meledakkan nyawa ku. Memendam perasaan ini seperti menahan beban di pundakku.
                          "Aku suka kamu, Wi..,"
                          "Haaaa..? Apa, kak..?"
                          "Yah, Aku suka kamu..,"
                          "Suka sebagai apa, kak..,?"
                          "Maukah kamu menjadi pacarku..,?"
                          "Pacar..,?"
                          "Iyah..,"
                          "............,"
                          "Mau kan, Wi..,?"
                          "Bukannya Aku menolak, kak.., tapi kita...,"
                          "A'.., Apa itu, Wi..,?"
                          "Aku dan Kak Rian baru kenal 2 minggu lebih. Aku masih ingin kenal kak Rian lebih jauh lagi.., Aku ingin banyak tahu banyak hal tentang Kak, Rian..,"
                          "Jadi, Wi..,?"
                          "Beri Aku waktu, Kak..,"
                          "Mmh..,"
                          "Kak..,?"
                          "Berapa lama, Wi..,?"
                          "Pasti tiba waktunya, Kak..,"
                          "Mmh.., baiklah, Wi..,"
                          "Makasih yah, Kak..,"
                          "Iyah..,"
                          "Pelan-pelan yah.., jangan ngebut..,"
                          "Iyah, Wi.., Assalamualaikum..,"
                          "Walaikumsalam..,"
                          Aku pun berlalu menjauh dari rumahnya. Dengan sedikit perasaan yang sedih karena malam itu Aku tidak mendapat cinta Dewi. Aku harus lebih bersabar untuk mendapatkan cintanya. Tapi dia memberiku sedikit harapan. Aku akan menunggu saat itu. Tetapi tiba-tiba Aku teringat jika Aku sebentar lagi akan berhenti dari tempatku bekerja. Mungkin Aku harus melupakan harapanku terhadap Dewi.
                          10 hari sebelum Aku berhenti bekerja. Banyak hal indah kulalui bersama Dewi. Hampir tiap hari kami ke pantai. Sore atau malam pun kami ke sana. Aku melihat begitu indah senyumnya. Aku tersenyum sambil bersedih dalam hati. Semua saat-saat indah ini akan segera berakhir. Tinggal menghitung mundur hari-hari itu.
                       
Aku kemudian membicarakan banyak pesan kepada Kahar sahabatku. Aku ingin dia menyampaikan pesan ku ini kepada Dewi apabila Aku sudah tidak bekerja di perusahaan ini. Kahar hanya bisa terdiam dan berat untuk menyampaikan semua itu. Baginya, pesan ku itu hanya akan menyakiti Dewi. Namun setelah beberapa kali Saya memohon, Kahar mau membantu ku.
                         Begitu berat terasa ketika kita akan meninggalkan orang yang dicintai. Aku harus melupakan perasaan ku. Meski cuma sesaat, cinta itu begitu indah terasa. Hingga 5 hari terakhir, rasa cinta itu belum berkurang sedikit pun. Mengapa Tuhan mengirim dia di saat Aku mengambil Resign di kantorku bekerja. Aku seakan menyesali keputusanku sendiri.
                         3 hari sebelum Aku berhenti bekerja. Dewi malah jatuh sakit. Banyak hal yang ingin kusampaikan. Namun semuanya tidak ter sampaikan. Aku pun berjabat tangan dengan semua karyawan perusahaan yang selama setahun ini sama-sama bekerja di perusahaan ini. Aku ingin menghubungi Dewi melalui Handphone, namun Aku tidak bisa melakukan itu. Tanganku seakan berat untuk melakukan niat itu.
                         Tibalah hari perpisahan dengan semua karyawan kantor ini. Aku tak bisa menahan air mataku. Pak Arifin, Pak Samp, Kahar, dan semuanya. Hanya Dewi yang ingin kulihat di hari terakhir itu. Namun, 3 hari ini dia tak masuk kantor dikarenakan sakit. Kahar menyuruh ku untuk singgah ke rumah Dewi, namun Aku memilih untuk tidak melakukannya. Biarlah Aku pergi dengan membawa cintaku. Biarlah semua ini menjadi kenangan.
                        2 hari setelah Aku berhenti bekerja. Dewi kembali masuk kantor. Tanpa banyak pertanyaan, dia tidak mencariku. Beberapa hari setelah kehadiranku tidak tampak di kantor, dia mulai mencariku. Saat itu, hanya Kahar yang bisa dia tanyakan tentangku. Pulang kantor, Kahar membawa Dewi ke pantai. Temapt di mana Aku dan Dewi biasa berdua.
                         "Kak.., kenapa Aku dibawa ke sini..? Katanya mau mengantarku pulang..,?"
                         "Biasanya, Rian, kan ?"
                         "Iyah, kak.., dia sakit yah..,?"
                         "Wi............"
                         "???"
                         "Kamu belum tahu, yah ?"
                         "Tahu apa, kak..,?"
                         "Maaf, Wi.., ini memang pesannya..,"
                         "Aku tak mengerti, kak..,"
                         "Rian sudah Resign..,"
                         "A....... apa..,?"
                         "Sebelum kamu masuk sebagai karyawan, Rian sudah mengambil Resign..,"
                         "Ta.., tapi..,?"
                         "Dia mengatakan, jika saja dia tahu kehadiranmu akan mengubah warna hidupnya, dia tidak akan mengambil keputusan bodoh itu."
                          "Kak Rian..," T_T
                          "Dia ingin bilang maaf, tapi kamu tidak masuk kerja di saat-saat terakhir dia bekerja."
                          "Kak, antar Aku ke rumah kak Rian..!!!!"
                          "Maaf, Wi.., dia berpesan untuk tidak membawa mu kepadanya. Dia ingin melupakanmu selamanya. Dia ingin membuka lembaran baru. Itu adalah pesan terakhirnya ketika masih berada di kantor."
                           "Aku mohon, kak.., !!" T_T
                           "Maaf, Wi..,"
                           "Aku sadar, kak.., kalau aku juga mencintainya.., Aku mohon, kak.., bawa Aku kepadanya..," T_T
                           "Maaf, Wi.., Aku sudah janji pada sahabatku itu.., pantai ini menjadi saksi kalau kalian pernah di sini berdua..,"
                           "Huuuuhuhuhu..," T_T
                        
Aku pergi bukan karena Aku benci. Tetapi Aku tak ingin terlarut dalam cintanya. Ada hikmah mengapa saat itu dia belum menerima cintaku. Tuhan pasti mengirimkan wanita yang lebih baik bagiku. Tetapi di sisi lain, Aku membuat Dewi menangis. Kata Kahar sahabatku, beberapa hari kemudian, Dewi mengambil Resign dan memutuskan untuk berhenti bekerja. Dia juga ingin pergi untuk melupakan, Sama denganku...........,


                                                                                             THE END
                                                                  ORIGINAL CONCEPT BY EKO ADRIANTO
                                                                                             MEI 2013
                                                                                 KISAHKU DITAHUN 2010




                        
                      
                 

Selasa, 30 April 2013

CerpeN

                                                                TERBANGUN SENDIRI

            
                        Aku terkapar seperti orang tanpa arah. Lulusan SMA sepertiku ingin jadi apa ? Mencari pekerjaan itu lebih sulit dibanding mencari masalah. Apa yang bisa kubanggakan ? Aku hanya lah orang yang tak punya harapan dan tujuan. Temanku sudah melangkah jauh. Mereka lulus S1, lanjut ke jenjang S2. Sedangkan Aku hanya menganggur dan lanjut menganggur lagi. Benar-benar tanpa impian.
                        Jam di dinding ku sudah menunjuk pukul 9 pagi. Mataku masih ngantuk. Pemalas sepertiku tak pantas hidup lama-lama di dunia ini. Jika Aku bisa bicara sama Tuhan, Aku akan minta mati saja. Namun Aku tak bisa sebagaimana Nabi Musa ingin berbicara dengan Tuhan. Mau bunuh diri takut dosa, suruh orang lain juga, tidak ada yang mau bunuh saya. Yah, tinggal tunggu waktu.
                         Mau beli pulsa saja, Aku harus bersusah payah. Terkadang kekasihku yang ngirimin pulsa. Itupun hanya pulsa 5 ribu. Hanya cukup untuk smsan 3 hari. Kekasihku yang setia padaku selama 3 tahun itu, tidak mau meninggalkanku meskipun sudah berkali-kali kuminta. Aku tak pantas untuknya. Dia sangatlah cantik, dan Aku biasa-biasa saja.
                          "Kenapa sih, kamu minta Aku putusin hubungan kita..?"
                          "Lia, Aku....."
                          "Aku tak peduli kamu orangnya gimana, Aku sudah cinta mati padamu.."
                          "Tapi, Lia..."
                          "Kamu jenuh padaku..?"
                          "Bukan itu maksudku, hanya saja......"
                          "Sudah ! Aku tak mau membahas ini.., Aku mau pulang..!"
                          "Tapi, Lia..?"
                          "Apa lagi..?"
                          "Yang bayar Bakso ini siapa..?"
                          "Oh iya yah.., hehehe..,"
                          Akhirnya Lia pulang dengan sedikit emosi. Bagaimana tidak, setiap ketemu Aku hanya membahas itu terus. Aku hanya tak ingin dia terus diledek oleh temannya jika berpacaran denganku yang tidak bisa memberinya apa-apa. Dia mau membanggakan Aku bagaimana ? Aku tidak gagah, tidak ada kerjaan dan tak bisa apapun.
                           Di saat Aku dengan harapanku yang mati, Lia selalu memberiku semangat. Katanya, hidup ini perjuangan. Tak peduli siapa, kita harus bisa melangkah. Berusaha dan beroa. Pasti ada jalan. Itulah kata-katanya yang selalu memberiku sedikit dorongan untuk maju dan berusaha. Malam itu, Aku kemas semua barang-barangku dalam sebuah Koper. Aku akan hijrah ke Jakarta.
                           "Kamu yakin ingin pergi...?"
                           "Iyah.., maaf yah, Lia..,"
                           "Tujuanmu..?"
                           "Aku ingin merasakan beratnya hidup di kota Jakarta.., Aku ingin merasakan bagaimana Aku berusaha menjadi yang terbaik di sana.."
                            "Aku selalu mendukungmu, Dit.., tapi apakah kamu akan kembali..?"
                            "Iyah.., Insya Allah Aku akan kembali untukmu..,"
                            "Janji..?"
                            "Iyah.., kalau Aku sukses, Aku akan pulang dan langsung melamar mu..,"
                            "Janji yah, Dit..,"
                            "Iyah.., tapi.............,"
                            "Tapi apa, Dit ? Kamu berat ninggalin Aku..?"
                            "Aku tidak punya ongkos ke Jakarta..,"
                            "Pacarku ini aneh-aneh saja..! Iyah Aku akan carikan ongkos..,"
                            "Ja.. jangan, Lia..,"
                            "Jangan kenapa..?"
                            "Jangan lama yah.., hehe..,"
                            "Ihhhhhhhhhhh....., nih rasain......,"
                            "Adaaaaaowwww...., sakit tau..! Itu cubitan kayak pake TANG..!!!"
                            "Hehehe.., maaf yah, syang...,"
                            Demi Aku, Lia menjual beberapa barang-barang berharga nya. Laptop yang selama ini dia pakai untuk menulis Novel, dia jual untuk kebutuhanku. Cita-cita nya ingin jadi Novelis. Yang terkenal dan ternama. Beberapa kali dia menawarkan padaku untuk membaca Novelnya namun Aku selalu beralasan lagi malas. Mungkin saja dia jadi Novelis terkenal dan Aku hanya bisa bangga padanya.
                            Tekadku sudah bulat. Aku akan pergi ke kota Jakarta. Dan Aku akan berusaha mencari kehidupan di sana. Hari itu Lia mengantarku ke Bandara. Mata nya merah karena terus menangisi Aku. Mataku juga merah, namun karena Aku masih ngantuk dan harus buru-buru ke Bandara karena telat bangun. Parah !! Aku ingin dengar pesannya sebelum Aku naik ke pesawat.
                             "Berjanjilah akan kembali untukku, Dit..,"
                             "Iyah, sayang..,"
                             "Jangan cari wanita di sana, yah..,"
                             "Saya ke sana cari uang, sayang.., bukan wanita.., kan udah ada kamu..,"
                             "Hehe.., iyah.., saya percaya..,"
                             "Ada lagi..,?"
                             "Ini konsep Novelku.., Aku akan membawanya ke penerbit.., aslinya ada di rumah.., bawalah ini dan dibaca yah kalo lagi kangen padaku..,"
                             "Ini..? Iyah, sayang.,."
                             "Rajin berdoa dan solat.., jangan lupa makan dan mandi..,"
                             "Iyah-iyah.., Aku pergi yah..,"
                             Aku melangkah meninggalkan Lia. Air mata nya terus mengalir deras. Aku pun ikut menangis. Namun dalam hati. Dia sangat baik padaku. Aku akan kembali untuknya. Itu janjiku padanya. Akhirnya pesawat yang kutumpangi lepas landas menuju kota Jakarta. Aku bersiap menjadi orang sukses di sana. Jakarta ! AKu dataaaaaaaang !!!
                              Baru sebulan, Aku sudah menderita. Uang simpananku akhirnya habis. Jalan satu-satunya adalah menjual Handphone yang kugenggam sekarang. Aku sangat lapar dan butuh tempat tinggal. Tapi, jika Aku menjual Handphone ini, Aku tidak bisa berhubungan dengan Lia lagi. Karena saat itu keadaanku mendesak, tanpa pikir panjang lagi, Aku menjual Handphone ku.
                              Aku pun berusaha mencari kerja. Akhirnya Aku hanya bisa menjadi Tukang kebun seorang pengusaha di Jakarta. Tak terasa setahun bekerja, Aku pun lelah dan jenuh. Setelah menabung sedikit dari gaji ku tiap bulan, kuputuskan untuk pulang ke kota asalku. Kehidupan di kota ini sangat keras. Aku tak sanggup menjalaninya. Hidup ini tak seindah kata orang.
                              Setibanya di Makassar, Aku langsung ke rumah Lia. Aku sangat kangen padanya. Aku juga ingin bertanya apakah novel nya sudah terbit atau tidak. Konsep yang dia berikan padaku tidak sekalipun Aku baca. Aku malas membaca. Lia tahu itu tapi dia selalu menyuruhku membacanya. Namun sampai depan rumahnya, bukan dia yang Aku temui.
                               "Adit !?"
                               "Elsa..?"
                               "Kamu sudah kembali..?"
                               "Iyah.., tadi siang.., Lia mana..?"
                               "Dia sudah pindah rumah..,"
                               "Pindah ? Pindah ke mana..?"
                               "Mau ku antar..?"
                               "Iyah, Sa.., kamu kan sahabatnya..,"
                               "Baiklah..,"
                               Ini ? Mulutku tak bisa berkata sedikit pun. Elsa mengantarku ke sebuah pemakaman. Di batu Nisan itu tertulis nama Lia yang Aku cintai. Dia meninggal 6 bulan yang lalu. Aku benar-benar tidak percaya. Ini seperti mimpi buruk bagiku. Elsa tiba-tiba menangis. Air mataku keluar sendiri tanpa bisa kutahan. Apa yang terjadi ? semua ini pasti bercanda. Kenapa ini bisa terjadi ?
                               Aku kembali ke rumahku. Aku terus menangis. Aku sudah berjanji untuk membahagiakannya. Namun tidak tercapai. Mengapa dia pergi meninggalkanku ? Malam itu Elsa datang ke rumahku. Dia menceritakan semua yang terjadi pada Lia. Aku hanya bisa terdiam dan tak berhenti menangis. Jika saja waktu bisa terulang kembali.
                               "Ini..,"
                               "Apa ini, Elsa..?"
                               "Ini adalah buku rekening.., dan ini buku Novel.., sebelum meninggal, Lia berpesan untuk memberikan dua benda ini padamu jika kamu kembali..,"
                               "Hah..? Novelnya diterbitkan..?"
                               "Iyah.., Best seller.."
                               "Best seller..?"
                               "Penjualannya di atas 100 tiap bulan..,"
                               "Judulnya...?"
                               "Lihat saja sendiri..,"
                               "TERBANGUN SENDIRI..?"
                               "Lihat pengarangnya..!"
                               "ADIT PRASETYO..?"
                               "Iyah.., Lia menerbitkan novel ciptaanya atas nama mu.., Dia menciptakan Novel itu tapi atas namamu.., Rekening itu juga atas namamu.., hasil penjualan dari buku nya, masuk ke Rekening itu.., Dia berpesan, jika Adit kembal, Aku harus memberikan kedua benda itu..,"
                               "Lia..," T_T
                               "Pernahkah kamu menangis di depannya..?"
                               "Tidak..., Aku selalu menangis dalam hati.., Aku tak ingin menangis di depannya..,"
                               "Sekarang dia benar-benar melihatmu menangis..,"
                               "Liaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!"
                               Aku benar-benar bersedih. Aku menjadi jutawan karena Lia. Aku berhasil tanpanya. Segala yang dia korbankan untukku, belum sempat kubalas. Aku tak ingin sendiri di dunia ini tanpanya. Aku tak ingin berhasil di dunia ini tanpanya. Setelah Aku membaca Novelnya, Aku benar-benar tahu jika dia selalu menungguku. Meskipun bukan di dunia ini lagi.
                                Aku tak ingin terbangun.., terbangun sendiri.., Aku tak ingin terjaga.., terjaga tanpamu.., kurangi.., kurangi luka ku..,
Selamat beristrahat sayangku. Semoga kau tenang di sana. Amin.


                                                                                                             THE END
                                                                                ORIGINAL CONCEPT BY EKO ADRIANTO
                                                                                                             MEI 2013
                                                                            Inspirasi dari lagu NOAH - Terbangun sendiri

Jumat, 01 Maret 2013

CerpeN

                                                                     IT'S MY LIFE 

                         Bersiul, itu kebiasaanku. Gangguin anak orang, itu juga kebiasaanku. Terutama anak cewek. Aku sudah menganggap kebiasaanku itu adalah kebutuhan rohani buatku. Kalo tidak gangguin anak orang, hampa hidup terasa. Tiap ada cewek lewat, pasti gue bersiul. Biarpun yang lewat adalah tante-tante. Anda yang baca ini, bodo amat kalo ngatain gue.
                          Pernah, gue bersiul saat pelajaran Bu Yuli. Tiba-tiba saja ada buku melayang ke arah wajahku. Itu masih bagus, ketika pelajaran pak Yunus si Kumis, bukan buku yang melayang, tapi bangku ! Anda yang baca ini, percaya atau tidak, bodo amat. Gue hanya bisa mengingat kenangan-kenangan pahit itu. Kenangan saat masih SMA.
                           Aku tidak tahu, kenapa kebiasaanku ini tidak bisa hilang dariku. Ketika gue coba-coba solat berjamaah di Masjid. Solat kok coba-coba yah ? Hehe.., Saat Imam mengatakan Amin, semua jamaah di belakangnya juga mengatakan Amin. Eh, gue malah bersiul, Suitsuit ! Otomatis, setelah solat selesai, gue digebukin rame-rame jamaah solat maghrib. Parah ! Anda yang baca mau simpati atau tidak, bodo amat !
                           Aku dulu juga punya pacar. Orangnya baik dan ramah. Hanya saja dia berubah jadi wanita galak ketika Aku bersiul di sampingnya. Seakan terjadi dengan sendirinya, mulut ku ini bersiul saat ada cewek lewat di sampingku. Alhasil, gue diputusin sekalian diberi kenang-kenangan berupa tapak tangan dewa. Anda yang baca, udah ahhh.., bodo amat !
                           Aku coba untuk terapi kepada ahli psikologi. Bagaimana caranya agar supaya kebiasaanku ini bisa lenyap dari hidupku selama-lamanya. Ternyata pengarahan yang diberikannya tidak membuatku banyak mengerti. Sampai akhirnya gue ditonjok gara-gara bersiul kepada asistennya yang cantik yang mana asistennya itu adalah selingkuhan nya. Parah !
                           Suit suuiiit ! Nikmati aja hidup ini. Mau apa aja boleh. Sampai Bu Lurah lewat gue juga bersiul. Daripada kagak ada kerjaan ? Mau peras banjir di jakarta udah pasti gue mampus. Lebih baik bersiul sampe gue mampus. Apalagi dengar lagunya Florida yang judulnya Whistle. Gue tambah tidak bisa berhenti bersiul. Suit suuuiiiit !!
                           Akhirnya, sekelilingku bisa kebal dengan godaanku. Mereka seakan tidak peduli kalo Aku bersiul. Suaraku hanya dianggap angin berlalu. Itu masih lebih bagus. Daripada mereka membuat buku atau bangku melayang ke wajahku ? Jika saja yang melayang ke wajahku adalah uang Gope, tidak apa-apa sih. Hehe.., Di saat Aku lagi duduk-duduk di sore hari sambil bersiul, Handphone ku berbunyi.
                            "Haaalo..,"
                            "Iyaa.. haloo juga.."
                            "Hay, Nono ! Kamu lupa yah denganku ?"
                            "Gimana mau lupa, kamu ngingetin !"
                            "Maaf yah, dulu Aku khilaf..,"
                            "Iyah ! Its' oke !"
                            "Udah punya pacar lagi ?"
                            "Napa ? Mau balikan ?"
                            "Mmmh, cuma nanya aja, kok.."
                            "Ya udah ! Gitu aja kok nanya.."
                            "Pernah gak sih, kamu ngerti perasaanku ?"
                            "Gak tau ! Wajahku juga gak ngerti kenapa tiba-tiba kena gampar !"
                            "Aku khilaf, No.., Itu adalah emosi sesaat dan reflek tanganku..,"
                            "Reflek ? Ringan amat tuh tangan ?"
                            "Kebiasaanmu itu, No.., siapapun tidak akan suka..,"
                            "Iyah juga sih.., Jadi saya harus apa ? Tukeran bibir ama lo..?"
                            "Ya udah ! Aku hanya ingin minta maaf.., Aku akan datang di saat kamu sudah bisa berubah.., Aku janji, No..,"
                            "Berubah ? Emang gue Ironman ? Pake berubah ?"
                            "Ihh ! Nyebelinn !!"
                            "Epen !!"
                            "Tuuuuuuuuuut...,"
                            "Yah ! Mati dehh !"
                             Itu tadi adalah mantanku yang memberiku kenang-kenangan berupa gamparan. Kejam amat yah ? Namanya Nunu. Jadi gue dan dia dulu itu, adalah Nono dan Nunu. Hehe.. Persetan dengan cinta ! Cinta itu hanya omong kosong ! Seperti film nya ADA APA DENGAN CINTA ? Lo tanya, gue geleng-geleng, lo guling-guling. Cinta hanya akan menimbulkan sakit hati !
                             Tapi, sepi juga yah kalo hidup tanpa cinta ? Coba deh lo bayangin kalo dunia ini tanpa adanya cinta ? Mana ada ibu yang melahirkan ? Kucing Yang beranak ? Dan Ayam yang bertelur ? Dunia ini juga butuh cinta. Tapi menurutku, gue gak butuh ! Meskipun baru satu kali merasakan cinta, gue udah kapok ! Bersiul lagi ahh. Suuit Suuiiiiiit !
                              Awalnya sih, gue bersiul untuk dapat perhatian banyak orang. Terutama kaum wanita. Tapi, kelebihan yang menurutku bisa membantuku mendapatkan itu semua, malah berbalik menjadi kekuranganku. Mau cinta, gue kapok. Mau solat lebih kapok lagi. Bersiul lagi ahh. Suuiit Suuuuuittt !! Ada seseorang setengah cowok setengah cewek tiba-tiba menoleh kepadaku. Kabur !!
                              Nikmati hidup yang hanya sekali ini. Tidak ada gunanya galau terus. Hanya akan memperpendek umur. Apalagi galau hanya gara-gara dengar lagu galau ? Capek deeeh. Seharusnya juga itu pencipta lagu menciptakan lagu yang enerjik. Setidaknya lagu yang pake selingan bersiul. Hehe. Ada yang bilang sih, kalo ada artis yang mirip gue. Benar gak yah ? hehehe.
                              Jalan-jalan ke Mall sendirian. Pede aja kalee. Meskipun banyak orang yang jalan bergandengan tangan, gue asik-asik aja. Mau mereka bergandengan tangan dengan pacarnya, mamanya, bapaknya, atau dengan neneknya sekalipun, gue gak peduli. Kota Jakarta itu adalah kota yang kejam. Kota yang masyarakat nya cuek abizz.Tapi Gubernur nya bagus loh. Hehe.
                                "Cowok, godain dong.."
                                "Idihh ! Emang gue cowok apaan..?"
                                "Okee.., bisa kenalan, gak ?"
                                "Idihhh ! Bisa !" :)
                                "Namaku Vera, kamu ?"
                                "Namaku Ariel.."
                                "Wah, kayak artis itu, yah..?"
                                "Iyah, Vokalisnya Nidji..,"
                                "Salah tauu, bukan Nidji, tapi Noah.."
                                "Oh, salah yah..?"
                                "Kalo Nidji itu vokalisnya Andji"
                                "(Nih cewek bego juga, vokalisnya Nidji kan Giring) oh.. iyah.."
                                "Sendirian..?"
                                "Yah.., BT.., kamu..?"
                                "Hanya cari angin, kok.."
                                "Hebat yah..? Cari angin di Mall.."
                                "Iyah.., pulang kuliah, banyak tugas, stress..!"
                                "Suit suiiit.."
                                "Kenapa bersiul ?"
                                "Kalo saya jadi kamu, saya akan bersiul saja.."
                                "Tujuannya..?"
                                "Supaya beban pikiranku hilang.."
                                "Memang ada hubungannya yah..?"
                                "Kalo tidak ada, yah dihubungkan saja..,"
                                "Senang berkenalan denganmu, Ariel.., kamu orangnya humoris.."
                                "Emak gue juga bilang gitu.., :)"
                                "Aku stress, bukan hanya karena kuliah.., tapi karena masalah cowok.."
                                "Cowok ?"
                                "Cowok yang kusuka, menyukai sahabatku.., apa lah arti perhatianku selama bertahun-tahun padanya..,"
                                "Kenapa tidak kamu perjuangkan..?"
                                "Aku menyerah.., Aku lelah.., Aku tidak bisa memaksanya untuk mencintai ku.., takkan pernah bisa..,"
                                "Karena itu kamu mencari angin di Mall..?"
                                "Ehehe.., sebenarnya bukan cari angin.., tapi cari teman curhat.., :)"
                                "Buset dahh ! Gue jadi teman curhat lo, dong.."
                                "Hahahaha.., maaf, yah.."
                                "Hehe.., jangan galau.., hadapi aja hidup ini..,":
                                Pertemuanku dengan Vera merubah warna hidupku. Aku yang semula benci dengan cinta, perlahan kembali jadi jatuh cinta. Semakin lama, semakin Aku suka dengan dia. Aku banyak belajar darinya. Kebiasaanku yang bersiul kini semakin jarang kulakukan karena pengarahan darinya. Dia lah sosok yang kudambakan. Sosok yang mau berusaha merubahku. Dan setelah 3 bulan menjalani masa pengenalan, kami menjadi sepasang kekasih.
                                 Ternyata dia anak orang kaya. Apapun yang kuminta, akan dia penuhi. Tapi Aku tak mau memanfaatkan itu. Aku bukan lelaki seperti itu. Sampai akhirnya saat Aku ulang tahun, dia membelikanku gitar Akustik. Dengan gitar itu Aku menciptakan banyak lagu. Di mana dalam lagu yang kuciptakan, keselipkan suara bersiul.
                                  Aku kemudian memasukkan karya-karya laguku ke YouSuf. Maksudku, YouTube. Dan mendapat banya respon dari peminat musik Indonesia. Aku sangat bangga. Sebuah rekaman musik terkenal memanggilku untuk membuat album sendiri. Aku tak menyangka kalo Aku akan menjadi artis. Benar-benar di luar dugaanku selama ini.
                                  Vera sangat marah ketika dia tahu jika namaku sebenarnya adalah Nono. Namun dia adalah wanita dengan hati yang pemaaf. Dia memaafkanku sepenuhnya. Dia menganggap dulu waktu Aku kenalan dengannya, adalah kerjaan isengku semata. Emang gue saat itu iseng. Hehe. Kini Aku bisa seperti ini, karena semangat darinya.
                                   Menjadi Artis itu susah. Ke mana-mana banyak yang minta tanda tangan. Saat Aku jalan-jalan dengan Vera saja, Aku langsung di kerumunin. Tapi untunglah Vera mengerti. Dia mengerti dengan sosokku sekarang. Itulah yang kusuka darinya, Pengertian.  Sampai akhirnya Vera memperkenalkan Aku dengan sahabatnya yang baru pulang dari Australia kuliah, sambil foto-foto Kangguru.
                                   "Dia..?"
                                   "Nono  ?"
                                   "Nunu ?"
                                   "Kalian sudah saling kenal ?"
                                   "Iyah, sepertinya.."
                                   "Aku gak nyangka, No.."
                                   "Aku juga.."
                                   "Kamu bisa seperti sekarang, Aku bangga, No.."
                                   "Ini semua karena Vera"
                                   "Vera..?"
                                   "Kalian ngomongin apa, sih..?"
                                   "Vera adalah calon istriku.."
                                   "Apaa..?"
                                   "Nunu ? kok kamu kaget begitu ?"
                                   "Nono ini adalah mantanku.."
                                   "Haaaa ? Nono..?"
                                   "Iyah, Vera.., tapi saat ini, dia sudah Aku DELETE dari hidupku..,"
                                   "Tapi, No..?"
                                   "Aku tidak mengerti.., Nono ! Nunu !"
                                   "Ceritanya panjang, Vera..."
                                   Sampai akhirnya kami bertiga makan bersama di sebuah restorant sambil menceritakan masa lalu masing-masing. Akhirnya juga, Nunu mau mengalah. Dia mau menerima keadaan jika Aku akan melamar Vera. Meskipun berat dia rasakan. Karena dulunya juga, Vera mengalah untuk lelaki yang dia suka untuk Nunu. Itulah Cinta. Tak pernah dimengerti apa maunya.
                                   Aku sangat senang karena di mana-mana, Aku mendengar lagu ciptaanku dinyanyikan banyak orang. Sambil bersiul mereka menikmati lagu ciptaanku. Sampai anak-anak pun ikut menyanyikan. Tapi pada akhirnya suatu hari ada yang bersiul kepada pacarku, Emosiku langsung naik. Apalagi saat itu yang bersiul kepada Vera adalah Kakek-kakek.
                               
                                                                                            THE END
                                                               ORIGINAL CONCEPT BY EKO ADRIANTO
                                                                                         MARET 2013