Dunia ini memang kejam. Selalu saja menyakiti hatiku. Tidak ada yang mau menghargaiku. Terutama kaum hawa. berkali-kali Aku mengejar mereka. Berkali-kali juga mereka berlari menghindar. Aku lelah untuk terus mencoba.
Aku ini serba kekurangan. Terutama kurang gagah. Hidung kurang mancung. Badan kurang tinggi. Wanita apa yang mau melirikku ? Sekali saja mereka melihatku, mereka langsung bersin. Aku coba mendekat, mereka langsung minggat.
Sebulan yang lalu, Aku nembak cewek. Aku langsung di tonjok. Sakit kan ? Sakitnya ada dua. Sakit hati dan sakit karena di tonjok. Seminggu yang lalu, Aku nembak cewek lagi. Eh, Aku ditonjok lagi. Parahnya, kemarin Aku nembak cewek tapi tidak di tonjok. Aku nanya, kenapa Aku tidak di tonjok ? Dia bilang, 'Maaf, Aku tidak bawa senapan !' Sakitnya hati ini.
Menjadi orang yang jelek itu susah. Terkadang ada orang orang yang mau bergaul dengan orang-orang gagah saja. Jikapun ada, Orang jelek hanya bisa menjadi bahan celaan saja. Tetapi sebagai manusia, saya sepatutnya bersyukur. Tanpa orang-orang sepertiku, orang- orang gagah tidak ada artinya.

Yah, mau bagaimana lagi ? Syukuri apa yang ada. Aku terlahir sebagai manusia yang sempurna menurut Tuhan. Meskipun menurutku beda. Aku tidak bisa mengatakan, mengapa begini Tuhan ? Aku hanya boleh mengatakan, terima kasih Tuhan atas kesempatan hidup di dunia ini. Petir kemudian menjawab. Duarrrrr !!!!
Nasib sudah jadi bubur. Mau bagaimana lagi ? Terima keadaan ini apa adanya atau ada apanya. Seperti lagunya peterpan, Ada apa denganmu (hubungannya apa yah?) Hidup ini perjuangan tanpa henti. Kalau tidak berjuang, kemerdekaan ini takkan tercapai ( hubungannya apa lagi yah?).
Banyak laki-laki berprinsip, cari kerja, dapat duit, terus cari pasangan. Tapi masih lebih banyak lagi yang cari pasangan dulu, terus cari kerja dan dapat duit. Katanya, pasangan akan memberi semangat tersendiri untk cari kerja. Ada benarnya juga sih. Tapi saya sudah berusaha melakukan itu. Cari pasangan dulu, tetapi tidak dapat-dapat.
Aku coba melupakan semua tentang wanita. Bagiku, mereka hanya akan semakin menambah beban hidupku. Prioritas pertamaku adalah cari kerja. Tapi gimana yah, kalau sudah dapat kerja, tetapi tetap tidak dapat wanita juga ? Bisa-bisa saya menjadi perjaka Ting-tong. Karena kalo wanita, perawan Ting-ting. Huaaaa !! aku tidak peduli, cari kerja dulu..!!
Kucari lamaran kerja di koran. Lembar demi lembaran kubuka. Tetapi tidak ada yang sesuai untukku. Faktor tinggi badan yang meng-eliminasi ku. Ku pikir-pikir pekerjaan apa yang bisa kudapat dan menghasilkan hasil yang lumayan.
Tukang becak sudah ada, Tukang roti juga sudah ada. Mungkin tukang pukul yang belum ada. Mau jadi tukang pukul, tapi siapa yang mau bayar saya untuk pukul orang ? Itu juga beresiko. Kalo misalkan orang yang mau dipukul badannya gede kayak King kong ? bisa bonyok gue.
Aku putuskan untuk Berwirausaha. Aku butuh modal besar untuk membuka sebuah warung makan. Dan Aku dapatkan itu dari orang tua ku. Dan akhirnya Aku bisa menyewa tempat yang strategis untuk berjualan bakso dan pangsit. Sebelumnya, Aku tidak tahu bagaimana meracik bakso. Tapi Aku menjalin kerjasama dengan penjual bakso keliling yang bernama Mas Budi, dan penjual pangsit yang bernama Mas Udin. Sebelumnya, kedua penjual keliling itu sering ber ulah. Mereka masing-masing tidak mau kalah dalam berdagang. Satu memukul mangkok keras-keras, satu lagi berteriak keras-keras Pangsit ! Pangsit !
Terkadang, sebagai konsumen, kami bingung harus beli yang mana ? Apalagi ketika kedua penjual keliling itu nongkrong di tempat yang sama, mereka seakan membuat keributan. Bagaikan ronda di malam hari. Tapi sekarang, Aku sudah menyatukan mereka di bawah kendali dan manajemen ku.
Mereka tak perlu lagi menjajakan dagangan mereka dengan berkeliling,. Cukup di satu warung yang kudirikan di pinggir jalan. Hasilnya cukup lumayan. Kami bisa membagi 3 hasil pendapatan dalam sehari. Jika di total, ada sekitar 300 mangkok yang terjual tiap harinya.
Usahaku menghasilkan banyak modal lagi. Aku menambah luas usahaku dengan membeli tanah di sebelah warungku. Aku juga menambah omzet dengan memasukkan Coto makassar dan Sop konro pada menu di warung makanku. Aku merekrut pedagang baru. Tentunya, mereka adalah orang-orang handal dalam bidangnya. Mantap..,
Alhasil, Usahaku memiliki banyak cabang di makassar. Sebagai Manager, Aku berhak mempekerjakan banyak orang. Mau dia gagah atau tidak, cantik atau tidak, bagiku keahlian yang utama. Aku tidak mau menilai seseorang dengan fisiknya. Karena dulunya, Banyak yang menilaiku seperti tiu.
Saat itu, Aku jalan-jalan ke salah satu warung makan ku. Aku melihat banyak orang makan dengan lahapnya. Dan ada juga wanita setelah makan, dia merokok. Aku benci melihat wanita seperti itu. Pasti mulutnya itu keras. Seperti Asbak. Kalau dia punya anak bayi nanti, yang di isap anaknya itu bukan ASI, tapi ASAP.
Sekarang Aku punya harta yang berlimpah. Apakah masih ada wanita yang menolakku ? Aku memang bukan orang yang gagah ataupun keren. Aku selalu dinilai sebelah mata oleh kebanyakan orang. Tapi Aku adalah orang yang beruntung. Karena orang yang beruntung, masih lebih bagus dibanding orang yang cerdas.
Tak perlu lama-lama, Aku sudah mendapat jodoh. Dia cantik seperti Shireen Sungkar. Dia seorang dokter. Dia mau menerimaku apa adanya. Dia juga tidak Matrealistis. Awal kami bertemu, dia tidak tahu kalau Aku seorang pengusaha sukses. Dan Aku beruntung memiliki dia. Seperti kataku tadi, orang sehebat apapun, kalah dengan orang beruntung.
Mumpung Aku sudah lelah, Aku mau terlelap bersama istriku dulu. Ingat yang kukatakan, orang cerdas kalah dengan orang beruntung. Jangan memandang seseorang dengan sebelah mata. Bisa saja Aku duluan sukses dibanding anda yang kuliah dari S1, S2, sampai ALM. Oke ? Aku mau tidur, Istriku menunggu di kamar. Bulan depan kami mau ke Korea. Hehe..,
THE END
ORIGINAL CONCEPT BY EKO ADRIANTO
FEBRUARI 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar