Ini adalah sebuah kisah fiktif. Kelak ketika hari kiamat mendekat, benda-benda mati dapat berbicara. Benda yang dapat berbicara itu, adalah salah satu ciri-ciri hari kiamat akan datang. Percaya tidak percaya, kalau saya percaya, Coy.
Siapa yang tidak mengenal uang ? Apalagi uang Dollar atau Euro ? Setiap orang sangat menginginkan benda itu. Uang akan kita peroleh dengan pertukaran jasa kita. Kita bekerja, kita akan memperoleh uang. Jika kita bekerja tetapi tidak memperoleh uang, mungkin majikan anda adalah orang Jepang yang menyuruh anda Romusa.
Saya masih ingat, ketika berumur 10 sampai 13 tahun. Ketika hari lebaran, kami bersilahturahim dari rumah ke rumah. Kami di sambit, maksud saya disambut dengan baik. Aneka ragam kue kami makan ditambah dengan segelas sirup yang menyegarkan. Itu dulu, tidak untuk sekarang, uang menjadi pengganti kue dan sirup saat hari lebaran tiba.
Coba anda dengarkan baik-baik. Ketika bayi dilahirkan, ada bayi yang berteriak Oee, oee, oeee ! Dan yang paling parah Uaa, uaa, uaa ! Maksudnya minta uang. Baru lahir saja sudah minta uang. Kalau sudah jadi anak-anak, mereka akan mengidolakan uang dibanding ayahnya sendiri. Ketika bapak pulang kerja, bapak mengatakan 'Assalamualaikum', Ibu menjawab 'Walaikumsalam', dan anaknya menjawab, Pak ! Uaaaaang !!!

Saya sebagai manusia biasa, juga butuh yang namanya duit atau uang. tanpa uang, Aku tidak bisa beli bakso atau martabak. Dan yang paling terpenting, mentraktir pacar. Meskipun Aku tidak punya pacar. Itu hanyalah angan-angan yang kuharap menjadi kenyataan.

Aku sendiri punya tabungan atau celengan. Modelnya hewan panda (Kayak Lo). Isinya pasti sudah banyak karena sudah setahun lebih Aku menabung. Pernah Aku bermimpi jika uang itu dapat berbicara. Mimpiku itu tepat jam 2 malam (Mimpi kok bisa melihat jam ?) Dalam celenganku mereka bercakap-cakap.
"Hai.., hai.."
"Mulai lagi, dehg.., huh berisik !"
"Ada pendatang baru tadi siang, yah..?"
"Siapa ? Siapa ?"
"Itu, tuh.., uang seratus ribu..,"
"Ohh.., yang itu toh..,"
"Hai.., salam kenal..,"
"Hai juga.., namaku seribu, ini Duribu, ini Liribu, ini Luhribu, ini duluhribu, dan ini limluhribu..,"
"Oke teman-teman.., kalo saya Tusribu !"
"Kamu yang paling tinggi nilainya, yah ?"
"Yagh.., tempat ini sesak, yah ?"
"Biasakan dirimu, ceng..,"
"Ceng ?"
"Goceng ! kalau bro, itu bahasanya manusia..,"
"Lampu juga tidak ada.., uhh, gelap !"
"Eh, Tusribu, ceritakan dong pengalamanmu..,"
"Iya, ceritakan, dong.., kan kamu baru datang dari lubang kecil di atas" (maksudnya lubang celengan)
"Oke, oke, baiklah.., Saya itu, kelamaan di dalam dompet.., kaku tau ! saya hanya dibelanjakan jika barang yang dibeli itu mahal-mahal..,"
"Ooohhh...,"(Semua uang di bawah sepuluh ribu bersorak 'Ooohhh')
"Ehh, kalau kamu seratus rupiah, apa pengalamanmu ?"
"Duhh, kamu ngeledek, yah ? Meskipun kita sama-sama uang seratus, tapi kamu lebih mahal nilainya..,"
"Oke, oke, tapi Aku mau tau pengalamanmu, karena Aku jarang berpindah tangan..,"
"Yah, beda lah.., Aku, kalau tersesat di jalan, tidak ada yang mau memungutku.., sedangkan kamu, siapapun pasti memungutmu..,"
"Duhh.., jangan sedih yah, tusrupiah..,"(Uang dua ratus dan lima ratus rupiah ikut menangis T_T)
"Kalian semua enak, terbuat dari kertas.., nah, gue ? dari logam campuran..,"
"Memangnya kenapa ?"
"Kami uang seratus rupiah, dipake untuk ngerok badan manusia yang masuk angin.., kan pedis ! Mataku kena balsem !"
"Sudah, sudah ! Sekarang kamu aman di dalam sini..,"
"Manusia kejam, yah ? Lihat ! Uang seribu sampai lecek begitu..,"
"kamu tidak tahu, yah ? Uang seribu paling banyak pengalamannya..,"
"Oh yah ? Apa itu ? Aku mau dengar..,"
"Tapi jangan tertawa, yah..,"
"Oke, oke..,"
"Gini, nih.., kenapa sekarang kami tampak lecek ? Karena kami sering berpindah-pindah tangan dan tempat..,"
"Ooohhh..,"(Semua uang kecuali uang seribu bersorak 'Ooohhh')
"Bayangkan ! Ada pengemis, dompet di buka, tau gak lo ? Di antara banyak uang, Gue yang dikeluarkan ! Pelit gak manusia ? Kemudian gue diremas supaya tidak diliat oleh manusia lain.., malu kali, yah kalau ketahuan bersedekah dengan uang seribu rupiah..,"
"Hahahaha..,"( Semua uang kecuali uang seribu tertawa)
"Manusia tidak adil., bayar parkiran, bayar tukang becak, kami yang di keluarkan.., kalau kami jatuh ke selokan, mereka tidak mau peduli lagi.., coba yang jatuh uang lima puluh ribu, biarpun harus berenang di selokan, mereka akan lakukan..,"
"Betul, betul, betul..,"(uang lima puluh ribu membenarkan)
"Ceritamu menyedihkan, yah ? Tapi kami juga punya cerita sedih..,"
"Yang benar ? Aku kira uang seratus ribu lebih enak hidupnya.., di bank atau dompet..,"
"Tidak selamnya.., huh ! Bayangkan..,"
"Tunggu dulu, kami bayangkan"(Semua uang kecuali uang seratus ribu membayangkan)
"Stop ! Stop ! Maksud saya, bayangkan jika jumlah kami banyak ! Sampai satu milyar ! Kami harus jadi korban sebagai benda yang di korupsi.., kami semua menjadi haram.., iya kan ?"
"Betul-betul tuh manusia ! Mereka serakah, yah ?"
"Tapi, tau gak ? Yang punya celengan inI, orangnya dermawan loh..,"
"Mmh ? Yang benar ?"
"Iya lah ! Tuh lihat ! Kami yang sudah sobek, di plester hingga kami kembali utuh..,"
"Ohh yah ? Namanya siapa ?"
"Yang punya celengan ini namanya EKO ADRIANTO.., keren gak namanya ?"

"Itu Kotak Amal !!"
"Semoga yang punya celengan ini bisa berhasil, yah..,"
"Iyaaaa.., Amin..,"(Semua uang berdoa)]
Tiba-tiba Aku terbangun. Mimpiku benar-benar aneh. Aku coba mendekati celenganku yang berada di atas lemariku. Apakah benar mereka bisa berbicara ? Aku pegang celenganku dan kugoyang-goyangkan. Tiba-tiba ada suara dalam celenganku mengatakan, Gempa ! Gempa ! Aku jadi terkaget ! Oh gawat, kiamat udah dekat............,
THE END
ORIGINAL CONCEPT BY EKO ADRIANTO
JULI 2012
uang adlah sglanya buat kta smua, tnpa uang kta tdk bsa hdup...
BalasHapus