Insomnia
Waktu menunjukkan pukul 12 malam. Mataku belum juga terlelap. Di saat keluargaku semua terlelap, mataku masih terbuka lebar. Keadaan ini sudah berlangsung selama seminggu. Aku tidak tahu penyakit apa yang menyerangku. Mungkin aku terkena syndrom Insomnai kata teman-temanku.
Acara Televisi tidak ada yang menarik. Terkadang , banyak acara televisi yang membuatku mengantuk, tapi kali ini, semuanya semakin membuat mataku terjaga. Dan pada akhirnya, acaranya telah selesai tetapi mataku tetap terbuka. Perasaan haus menghampiriku. Ku masak air panas dan membuat segelas kopi susu. Mantap coy...,
Jam menunjukkan pukul 2 malam. Sepi dan hening menghampiriku. Kucoba berbaring dan menutupi wajahku dengan bantal. Bukannya ngantuk, yang ada malah sesak nafas.. Bete ! Boring ! Aku tidak tahu harus apa di tengah malam ini. Terlintas di pikiranku untuk jalan - jalan di luar mencari ketenagan. Mungkin dengan begitu, Aku bisa mengantuk.
Kompleks ini benar - benar sepi. Udara dingin membuatku hidungku beringus. Tidak seperti hari - hari kemarin, Aku begadang di rumah hingga waktu fajar tiba. Tapi kali ini, Aku mencoba inspirasi baru, yakni BOLANG tengah malam !!
Terdengar suara beberapa orang yang sedang berjalan. Mereka adalah Pak Jarwo dan Pak Udin. Rupanya malam ini jadwal ronda mereka. Segera ku bersembunyi di balik pohon. Tapi ternyata, Pak Jarwo berlari ke pohon tempatku bersembunyi untuk buang air kecil. Huphh ! Sialan ! Aku kerjain saja !
"Hei !! Hei !!"
"Si.., si.., siapaaa i.., itu ?"
"Dasar Kampret ! Beraninya kau kencing di rumahku !!"
"A.., a.., maa.., ma.., maaf ! maaf !"
"Aku, Mbah penunggu pohon ini ! Kau tidak sopan ! Namamu Jarwo ! iya kan !?"
"I.., iya.., iya Mbah !"
"Kau mau Aku kutuk jadi Batu Tawas ? Biar tiap hari kau di gesek di ketek !! Hohoho"
"Ampun Mbah ! Ampun Mbah ! Ampun !"
"Atau Kau mau Aku Sunat dua kali ? Hohoho !"
"Ampun Mbah ! Jangan Mbah ! Jangan !"
"Kalau begitu ! Jangan di ulangi ! Pergi sana ! Sebelum kau benar - benar Aku Kutuk ! Hohohoho !"
"Ma.., makasih Mbah ! Makasih Mbah !"
Pak Jarwo segera berlari ke arah Pak Udin dan menarik tangannya. Mereka berlari terbirit - birit pulang ke rumah mereka. Aku tidak bisa menahan tawaku. Aduh ! Mataku malah tambah seger. Aku segera menuju Pos Ronda untuk iseng lagi. Di sana ada Pak Dodi dan Pak Dadang sedang ngorok. Rupanya, di saat Pak Jarwo dan Pak Udin Patroli, mereka malah tidur. Aku kerjain Ahh.
Aku ambil saja spidol di atas meja dan ku coret - coret muka mereka, Pak Dodi Aku coret agar mirip Panda dan Pak Dadang Aku coret dengan menambahkan kumis dan jenggot. Setelah itu, Aku bersembunyi di belakang pos ronda. Lalu, Aku berteriak-teriak seperti kuntilanak.
Hii.., hi.., hiiihi.., hiiiiii..!! Hiii.., hii.., hiiiihii..!! Pak Dodi segera tersadar dan terbangun. Di lihatnya ke sekelilingnya mencari - cari suara itu. Dan ketika melihat Pak Dadang, Pak Dodi segera berlari sambil berteriak, Setan !! Setan !!
Pak Dadang tersentak dan juga tersadar. Suara teriakan Pak Dodi membuatnya kaget. Tetapi, dia tinggal sendiri. Dia masih seperti orang linglung. Kebingungan dengan apa yang terjadi. segera saja kukerjain Pak Dadang.
"Hohohohohohoho"
"Ssiis.., si.., sia.., siapa itu ?!"
"Saya Mbah Penunggu pohon di sini !!"
"M, mbah ? A.., a.., ampun Mbah ! Ampun !!"
"Hoohohohoho.., Nama kamu Tatang, Iya kan ?"
"Bu.., bukan Mbah, bukan ! Nama saya Dadang !"
"Ahhh.., Saya tidak mau tahu ! Namamu harus Tatang !!
"Dadang Mbah, Dadang ! KTP saya juga namanya Dadang, Mbah !!!"
"Hohohohoho.., Saya benci kalau ada yang namanya Dadang ! Besok kamu ke Kantor Kelurahan, ganti namamu jadi Tatang !!"
"Ta.., tapi, Mbah ?"
"Hohohohoho.., kamu mau ku jadikan tisu toilet ? Berani menentang perintahku !!"
"Ba.., baik.., baik, Mbah ! Baik !"
"Pulanglah ! Sebelum saya berubah pikiran !!"
"Ma.., makasih, Mbah ! Makasih !!"
Pak Dadang segera berlari pulang ke rumahnya. Ketika melewati depan rumah Pak Dodi, dari dalam rumahnya Pak Dodi terdengar suara istrinya yang berteriak. Setan ! Setan ! Rupanya muka Pak Dodi yang tercoret membuat seisi rumah heboh.
Aku tidak bisa menahan tawaku. Bukan ngantuk yang kudapatkan, tetapi hiburan. Padahal di atas meja itu masih ada singkong goreng. Lumayan, sebagai pengganjal perut di tengah malam. setelah itu, Aku melanjutkan petualanganku di tengah malam.
Sekarang sudah jam berapa ? Aku mau bertanya, tetapi kepada siapa ? Aku tidak kehabisan ide, Aku berteriak - teriak saja. Sate ! Sate ! Sate ! Dari dalam rumah seseorang berteriak, Oii ! Sudah jam 4 Subuh ! Jangan teriak - teriak ! Dan, akhirnya Aku tahu, sekarang sudah jam 4 Subuh.
Akhirnya rasa ngantuk mendatangiku. Sebaiknya Aku pulang sebelum ada yang melihatku. Nanti Aku disangka Maling dan di gebukin rame - rame. Malam ini benar - benar menyenagkan, ternyata Insomnai tidak terlalu buruk. Tapi, Aku tidak boleh begini terus. Aku harus periksakan diri.
Siang harinya, Aku pergi ke seorang dokter spesialist penyakit dalam. Aku mau tahu penyebab sehingga Aku terkena penyakit Insomnai.Mungkin juga ada efek berbahaya bagiku jika terus - terusan begini.
"Siang, Dok..,"
"Siang, silahkan..,"
"Maaf, dok.., Saya sepertinya terkena Syndrom Insomnai..,"
"Insomnia !! Bukan Insomnai !!"
"Ohh, begitu, yahh.., penyebabnya apa, Dok ?"
"Apa yang anda lakukan di sore hari ?"
"Tidur, Dok.., dari jam 5 sore sampai jam 8 malam, Dok.., sudah seminggu saya seperti itu..,"
"Lalu ? Malamnya, anda minum kopi ?"
"Lohh.., kok tahu ? Lalu obatnya apa, Dok ?"
"Sore hari anda sebaiknya jangan tidur, baiknya anda berolahraga seperti bermain sepakbola, malamnya anda minum susu..,"
"Ohh.., begitu yah, Dok ? Kalau begitu terima kasih"
"Satu hal lagi, Saya ini Dokter penyakit dalam !! Bukan Ahli Psikologi !!"
"Hah..?"
Dokter itu tampak kesal dan marah. Tapi menurutku yang dikatakannya tidak masuk akal. Dokter itu sepertinya tidak mengerti. Kenapa Aku harus main sepakbola di sore hari ? Lebih enak tidur. Hmm ? Kenapa minum susu ? Yang susu putih atau susu coklat ? Sepertinya ke Dokter bukan solusi. Semakin banyak saja orang yang tidak bisa di percaya.
Aku tidak mengikuti saran dokter itu. Aku ulangi kebiasaanku yang selama seminggu ini Aku lakukan. Tidur sore, malamnya minum kopi. Dan, ketika jam sudah menunjukkan pukul 1 malam, Aku sudah bersiap - siap untuk keluar rumah lagi. Hehe, Aku mau iseng lagi. Tetapi, baru saja Aku keluar dari pintu rumahku, sesosok wanita dengan pakaian putih sudah berdiri di hadapanku. Matanya menatapku dengan tajam. Aku segera berlari ke dalam rumahku dan bersembunyi di balik selimut. Sial ! Sepertinya Aku kencing celana, nih.
THE END
Acara Televisi tidak ada yang menarik. Terkadang , banyak acara televisi yang membuatku mengantuk, tapi kali ini, semuanya semakin membuat mataku terjaga. Dan pada akhirnya, acaranya telah selesai tetapi mataku tetap terbuka. Perasaan haus menghampiriku. Ku masak air panas dan membuat segelas kopi susu. Mantap coy...,
Jam menunjukkan pukul 2 malam. Sepi dan hening menghampiriku. Kucoba berbaring dan menutupi wajahku dengan bantal. Bukannya ngantuk, yang ada malah sesak nafas.. Bete ! Boring ! Aku tidak tahu harus apa di tengah malam ini. Terlintas di pikiranku untuk jalan - jalan di luar mencari ketenagan. Mungkin dengan begitu, Aku bisa mengantuk.
Kompleks ini benar - benar sepi. Udara dingin membuatku hidungku beringus. Tidak seperti hari - hari kemarin, Aku begadang di rumah hingga waktu fajar tiba. Tapi kali ini, Aku mencoba inspirasi baru, yakni BOLANG tengah malam !!
Terdengar suara beberapa orang yang sedang berjalan. Mereka adalah Pak Jarwo dan Pak Udin. Rupanya malam ini jadwal ronda mereka. Segera ku bersembunyi di balik pohon. Tapi ternyata, Pak Jarwo berlari ke pohon tempatku bersembunyi untuk buang air kecil. Huphh ! Sialan ! Aku kerjain saja !
"Hei !! Hei !!"
"Si.., si.., siapaaa i.., itu ?"
"Dasar Kampret ! Beraninya kau kencing di rumahku !!"
"A.., a.., maa.., ma.., maaf ! maaf !"
"Aku, Mbah penunggu pohon ini ! Kau tidak sopan ! Namamu Jarwo ! iya kan !?"
"I.., iya.., iya Mbah !"
"Kau mau Aku kutuk jadi Batu Tawas ? Biar tiap hari kau di gesek di ketek !! Hohoho"
"Ampun Mbah ! Ampun Mbah ! Ampun !"
"Atau Kau mau Aku Sunat dua kali ? Hohoho !"
"Ampun Mbah ! Jangan Mbah ! Jangan !"
"Kalau begitu ! Jangan di ulangi ! Pergi sana ! Sebelum kau benar - benar Aku Kutuk ! Hohohoho !"
"Ma.., makasih Mbah ! Makasih Mbah !"
Pak Jarwo segera berlari ke arah Pak Udin dan menarik tangannya. Mereka berlari terbirit - birit pulang ke rumah mereka. Aku tidak bisa menahan tawaku. Aduh ! Mataku malah tambah seger. Aku segera menuju Pos Ronda untuk iseng lagi. Di sana ada Pak Dodi dan Pak Dadang sedang ngorok. Rupanya, di saat Pak Jarwo dan Pak Udin Patroli, mereka malah tidur. Aku kerjain Ahh.
Aku ambil saja spidol di atas meja dan ku coret - coret muka mereka, Pak Dodi Aku coret agar mirip Panda dan Pak Dadang Aku coret dengan menambahkan kumis dan jenggot. Setelah itu, Aku bersembunyi di belakang pos ronda. Lalu, Aku berteriak-teriak seperti kuntilanak.
Hii.., hi.., hiiihi.., hiiiiii..!! Hiii.., hii.., hiiiihii..!! Pak Dodi segera tersadar dan terbangun. Di lihatnya ke sekelilingnya mencari - cari suara itu. Dan ketika melihat Pak Dadang, Pak Dodi segera berlari sambil berteriak, Setan !! Setan !!
Pak Dadang tersentak dan juga tersadar. Suara teriakan Pak Dodi membuatnya kaget. Tetapi, dia tinggal sendiri. Dia masih seperti orang linglung. Kebingungan dengan apa yang terjadi. segera saja kukerjain Pak Dadang.
"Hohohohohohoho"
"Ssiis.., si.., sia.., siapa itu ?!"
"Saya Mbah Penunggu pohon di sini !!"
"M, mbah ? A.., a.., ampun Mbah ! Ampun !!"
"Hoohohohoho.., Nama kamu Tatang, Iya kan ?"
"Bu.., bukan Mbah, bukan ! Nama saya Dadang !"
"Ahhh.., Saya tidak mau tahu ! Namamu harus Tatang !!
"Dadang Mbah, Dadang ! KTP saya juga namanya Dadang, Mbah !!!"
"Hohohohoho.., Saya benci kalau ada yang namanya Dadang ! Besok kamu ke Kantor Kelurahan, ganti namamu jadi Tatang !!"
"Ta.., tapi, Mbah ?"
"Hohohohoho.., kamu mau ku jadikan tisu toilet ? Berani menentang perintahku !!"
"Ba.., baik.., baik, Mbah ! Baik !"
"Pulanglah ! Sebelum saya berubah pikiran !!"
"Ma.., makasih, Mbah ! Makasih !!"
Pak Dadang segera berlari pulang ke rumahnya. Ketika melewati depan rumah Pak Dodi, dari dalam rumahnya Pak Dodi terdengar suara istrinya yang berteriak. Setan ! Setan ! Rupanya muka Pak Dodi yang tercoret membuat seisi rumah heboh.
Aku tidak bisa menahan tawaku. Bukan ngantuk yang kudapatkan, tetapi hiburan. Padahal di atas meja itu masih ada singkong goreng. Lumayan, sebagai pengganjal perut di tengah malam. setelah itu, Aku melanjutkan petualanganku di tengah malam.
Sekarang sudah jam berapa ? Aku mau bertanya, tetapi kepada siapa ? Aku tidak kehabisan ide, Aku berteriak - teriak saja. Sate ! Sate ! Sate ! Dari dalam rumah seseorang berteriak, Oii ! Sudah jam 4 Subuh ! Jangan teriak - teriak ! Dan, akhirnya Aku tahu, sekarang sudah jam 4 Subuh.
Akhirnya rasa ngantuk mendatangiku. Sebaiknya Aku pulang sebelum ada yang melihatku. Nanti Aku disangka Maling dan di gebukin rame - rame. Malam ini benar - benar menyenagkan, ternyata Insomnai tidak terlalu buruk. Tapi, Aku tidak boleh begini terus. Aku harus periksakan diri.
Siang harinya, Aku pergi ke seorang dokter spesialist penyakit dalam. Aku mau tahu penyebab sehingga Aku terkena penyakit Insomnai.Mungkin juga ada efek berbahaya bagiku jika terus - terusan begini.
"Siang, Dok..,"
"Siang, silahkan..,"
"Maaf, dok.., Saya sepertinya terkena Syndrom Insomnai..,"
"Insomnia !! Bukan Insomnai !!"
"Ohh, begitu, yahh.., penyebabnya apa, Dok ?"
"Apa yang anda lakukan di sore hari ?"
"Tidur, Dok.., dari jam 5 sore sampai jam 8 malam, Dok.., sudah seminggu saya seperti itu..,"
"Lalu ? Malamnya, anda minum kopi ?"
"Lohh.., kok tahu ? Lalu obatnya apa, Dok ?"
"Sore hari anda sebaiknya jangan tidur, baiknya anda berolahraga seperti bermain sepakbola, malamnya anda minum susu..,"
"Ohh.., begitu yah, Dok ? Kalau begitu terima kasih"
"Satu hal lagi, Saya ini Dokter penyakit dalam !! Bukan Ahli Psikologi !!"
"Hah..?"
Dokter itu tampak kesal dan marah. Tapi menurutku yang dikatakannya tidak masuk akal. Dokter itu sepertinya tidak mengerti. Kenapa Aku harus main sepakbola di sore hari ? Lebih enak tidur. Hmm ? Kenapa minum susu ? Yang susu putih atau susu coklat ? Sepertinya ke Dokter bukan solusi. Semakin banyak saja orang yang tidak bisa di percaya.
Aku tidak mengikuti saran dokter itu. Aku ulangi kebiasaanku yang selama seminggu ini Aku lakukan. Tidur sore, malamnya minum kopi. Dan, ketika jam sudah menunjukkan pukul 1 malam, Aku sudah bersiap - siap untuk keluar rumah lagi. Hehe, Aku mau iseng lagi. Tetapi, baru saja Aku keluar dari pintu rumahku, sesosok wanita dengan pakaian putih sudah berdiri di hadapanku. Matanya menatapku dengan tajam. Aku segera berlari ke dalam rumahku dan bersembunyi di balik selimut. Sial ! Sepertinya Aku kencing celana, nih.
THE END
hehehe..
BalasHapuslucu bngtz! Zmpe ngalahin si bocah petualang yg d'TRANS TV!