Kamis, 12 April 2012

CerpeN

                                                                        5 MARET

                       Hari ini tanggal 5 maret. Hari yang kutunggu-tunggu setelah dua minggu lalu Aku nembak seorang cewek teman sekolahku. Namanya Viki. Orangnya secantik namanya. Kalau mau dibandingkan dengan semua cewek di sekolahku, dialah yang tercantik. Sedangkan Aku, cowok yang paling jelek di antara semua cowok di sekolahku. Itu anggapanku sendiri.
                       Viki adalah tipe cewek yang tidak sombong. Dia mau bergaul dengan siapa saja. Akupun kenal dia karena sepupuku Doni. Waktu Istrahat sebentar, Viki akan memberikan jawabannya. Aku memang tidak sempurna, tetapi Aku tidak mau memendam perasaanku. Biarlah Aku ditolak yang penting Viki tahu kalau Aku menyukainya.
                        Seperti biasanya, jam 7 pagi kami rapat bersama di pondok-pondokan sekolah. Rapat umum cuma istilah Aku dan teman-temanku yang nongkrong sebelum jam masuk pelajaran dimulai. 
                        "Hahai,,, kawan-kawan..,"
                        "Ohh.., kau telat 3 menit, Val..,"
                        "Hahaha.., mungkin Val singgah minum jamu..,"
                        "Kalian ini ! Cuma 3 menit, bro !!"
                        "Hahahaha.., Val, Val,,,"
                        "Bagaimana ? Hari ini ada berita menarik ?"
                        "Yakh,, Aku nembak Viki, loh.., seminggu yang lalu !!"
                        "Apa ? Yang benar kamu, Doni !!"
                        "Yakh iya lah ! Jawabannya hari ini !!"
                        "Tapi ? Aku juga nembak Viki 5 hari yang lalu dan dia akan memberiku jawaban hari ini..,"
                        "Hah ?! Kamu juga, Ari ?"
                        Berita yang kudengar ini sungguh membuatku terdiam seribu bahasa. Sepupuku Doni nembak Viki seminggu yang lalu. Doni lumayan gagah. Sudah jelas dia mengalahkanku. Lalu, Ari temanku juga nembak Viki 5 hari yang lalu. Ari orangnya keren Abiz. Lagi-lagi Aku kalah dari temanku itu.
                        "Tapi bagaimanapun, Viki pasti nerima gue ! Gue kan orangnya tajir !"
                        "Appa ? kamu juga, Man !!? Kapan ?"
                        "Hoho.., yah, kira-kira 3 hari yang lalu. Jawabannya, Viki bilang tanggal 5 Maret.., yah, hari ini dong..,"
                        "Mmm.., Radit si Jenius ? Jangan bilang kau juga nembak Viki !"
                        "Why not ? Apa salahnya dicoba ? Kalau Aku, kemarin..,"
                        "Tunggu dulu, dari kita berlima, tinggal Rival yang belum kita dengarkan keterangannya"
                        "Yah, heh Rival ! Kenapa diam saja ?"
                        "Saya hanya heran.., kenapa kalian berempat begitu menginginkan Viki ?"
                        "Sudah, Man !! Pernyataan Rival itu sudah menandakan dia tidak ikutan nembak Viki..,"
                        "Hahaha.., yah.., benar juga...,"
                        "Hei,, jam masuk sudah tiba tuh.., yokk..,"
                        "Oke, oke..,"
                        Semuanya tertawa. Aku dikalahkan oleh semua teman-temanku. termasuk sepupuku Doni. Doni orangnya gagah, Ari orangnya keren dengan jambulnya yang anti peluru, Man orangnya Tajir, dan Radit orangnya jenius dan pintar. Sebaiknya Aku yang nembak Viki tak perlu di publikasikan.
                        Jam pelajaran dimulai. Jantungku berdetak cepat seiring berjalannya waktu. Bagaimana ini ? Baru Aku mau mendatangi jawaban Viki, aku sudah menyerah duluan. Duhh, apes banget Aku tanggal 5 Maret ini. Kenapa mesti teman-temanku yang nembak Viki ?
                        Horee ! Teriakan teman-temanku. Jam istrahat tiba. Tapi bagiku, ini adalah malapetaka. Kenapa ? Kan sudah anda baca tadi. Ku duduk sendiri di pondokan kayak orang bego. Ke empat temanku lagi ngantri nunggu jawaban dari Viki. Selain mereka berempat, masih ada laki-laki dari kelas lain menunggu. Rupanya, Viki menarik banyak hati siswa lelaki di sekolah ini. Mereka mengantri seperti menanti pembagian sembako. Kenapa harus tanggal 5 Maret ? Itu pertanyaan yang membayangiku.
                        Satu persatu siswa laki-laki yang mendatangi  Viki, meninggalkannya dengan wajah seperti tembok runtuh. Tapi, Aku belum melihat satupun temanku. Viki bagaikan bidadari sekolah. Dia cantik di dalam dan cantik di luar. Tidak salah dia menjadi incaran banyak lelaki hidung belang. Termasuk Aku. Tapi hidung belang itu temanku. Aku ? Tidak dong...
                         Dari kejauhan tampak sepupuku Doni datang ke arahku. Dari raut wajahnya, sepertinya di tolak. Disusul Man yang mengikuti Doni di belakangnya sambil memegang kedua kepalanya. dan tak lama kemudian, Ari dan Radit datang. Aku bisa menerka-nerka jika mereka juga di tolak. Mereka berempat terdiam membisu. persaingan sehat mereka mendapatkan Viki, tidak membuahkan hasil.
                         "Kenapa semua nih, Bro..,?"
                         "Maunya Viki apa, yah ?"
                         "Iyakh.., tak satupun lelaki yang nembak dia, diterima..,"
                         "Bagaimana menurutmu, Radit ?"
                         "Mmm.., ini seperti kita menunggu hasil Ujian Akhir Nasional lalu kita tidak lulus..,"
                         "Trus ? Bunuh diri ?"
                         "Tidak segitunya, Ari !"
                         "Padahal, kalau Gue diterima, Gue bisa mentraktir Viki tiap hari..,"
                         "Kamu ini, Man.., hahaha.., kalau Radit yang di terima ? Radit akan kasi nyontek Viki tiap hari kalau begitu ? Hahahaha..,"
                         "Doni, Doni ! Kamu masih sempat tertawa, yah..,"
                         "Sabar saja, bro.., Kita akan lihat siapa yang di terima Viki..,"
                         "Betul itu, Val.., Untung kau tidak nembak Viki, Val..,"
                         "Ke.., kanapa ?"
                         "Mungkin baru 10 meter di depan Viki kamu sudah di tolak.., hahahahaha.., bercanda, Val..,"
                         "(Menyebalkan !) Hehe.., iya, betul itu, bro..,"
                         Ke empat temanku harus bersabar menerima keadaan ini. Tapi bagaimana dengan perasaan yang kupendam ini ? Yang punya kelebihan saja di tolak, apalagi gue ? Maaf kalau logat. Kekuranganku terlalu banyak. Pulang sekolah sebentar Aku mau minum Es Cendol. Karena Stress tidak dapat jawaban Viki. Tapi biarlah, yang penting Aku tidak di tolak. Karena jawabannya tidak Aku terima.
                         Pulang sekolah, Viki berdiri di depan pagar sekolah. Dia berdiri seperti menunggu seseorang. Tapi siapa ? Dia pun melambaikan tangannya. Aku menoleh ke belakang melihat kepada siapa dia melambai ? Val ! Rival ! Dia memanggil namaku. Tapi Aku menoleh ke belakang. Mungkin ada yang namanya juga Rival. Tapi tidak mungkin. Di belakangku semuanya perempuan.
                          "Hei.., kenapa tadi tidak ke kelasku ?"
                          "A.., a..., itu.., tadi..,"
                          "Maaf yah, Val..,"
                          "A.., iya..,"
                          "Hmm ? Memangnya kamu tahu ?"
                          "Iya.., kamu nolak Aku juga, kan ?"
                          "Hmm ? Bukan itu, tadi Aku hampir lupa jika kamu juga nembak Aku."
                          "Mati dong ! Kan Di tembak..,"
                          "Hehehe.., Kamu lucu yah..., Aku mau kok..,"
                          "Mau ? Mau apa ?"
                          "Mau jadi pacarmu lah !!"
                          "A.., a.., apaaaa ?"
                          "Aku mau jadi pacarmu !!!!!!!! Jelas ?"
                          "Vik.., ja..,ja.., jangan keras- keras !"
                          "Memangnya kenapa ?"
                          "I.., itu..,"
                          Bagaikan mimpi di siang bolong. Atau telingaku yang koslet dan salah dengar. Viki menerima cintaku Coy ! Bagaimana ini ? Aku seperti menjatuhkan martabat cowok-cowok yang gagah di sekolah ini. Ataukah Viki mulai gila menerimaku yang serba kekurangan ini ?
                          "Val ? Rival ?"
                          "Eh, yah ?"
                          "Kamu melamun ?"
                          "Ti.., tidak ! Sampai di mana tadi ?"
                          "Aku mau jadi pacarmu..,"
                          "Tapi ? Kenapa harus tanggal 5 Maret ?"
                          "Itu.., Tahun lalu.., Aku punya pacar.., orangnya gagah, pintar, keren, kaya,,, tapi.., dia menghianatiku dan memutuskanku tanggal 5 Maret .., sejak saat itu, Aku benci tanggal 5 Maret.., tapi Aku ingin kembali menyukai tanggal 5 maret dengan menerima cinta seorang yg tulus padaku,,,"
                           "Apakah orang itu Aku ?"
                           "Yahh.., bantu Aku melupakan masa laluku, Val..,"
                           "Tapi..? Aku tidak sempurna..,"
                           "Itu menurutmu,,, beda dengan pandanganku.., Oke yah, Val ?"
                           "Tapi, Vik..,"
                           "Aku tulus menerimamu, Val,,,"
                           "Mmm.., baiklah.., Aku janji tidak akan menyakitimu..,"
                           "Apalagi kalau kamu menyakitiku tanggal 5 Maret.., heheh..,"
                           "Janji.., Aku tidak akan menyakitimu..,"
                           "Makasih, Val..,"
                           Hatiku benar-benar bahagia. jawaban itu datang sendiri. Di terima lagi. Ohehe. Mulai hari itu, Aku dan Viki jadian. Namun, saat Aku dan Viki berjalan bersama keluar sekolah, ke empat teman-temanku beserta peserta cinta yang di tolak oleh Viki, meneriaki Aku dari belakang. Rival !!!! Ternyata kau !!! Waduhhh !!! Kabur Ahhhhhhhh................,
                                                                                        THE END
                                                                   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar