Minggu, 20 Mei 2012

CerpeN

                                                                Behind In Jail

                      Proses  hukum berlangsung. Aku di vonis satu bulan penjara karena sudah melanggar hukum. Masalahnya, Aku cuma menaruh permen karet di bangku teman kelasku. Perbuatanku itu membuat orang tua temanku itu marah dan melaporkanku ke polisi. Ihh, lebay !!
                      Berbagai cara di coba dan ditempuh oleh keluargaku. Tetapi sepertinya kata maaf dari korban, tidak juga diberikan kepadaku. Aku memang anak yang jail di kelas. Berbagai perbuatan jail sudah kulakukan. Salah satunya nembak cewek temanku. Alhasil, Aku di gampar buku.
                      Sepertinya, mulai hari ini Aku akan menjalani hukumanku di penjara. Pihak sekolah tidak bisa berbuat banyak. Pihak korban enggan untuk berdamai. Kata mereka, biarlah Aku merasakan penderitaan dalam penjara. Tanpa teman, tidak bisa nonton, dan juga tidak bisa jail. Aku benar-benar menyesal. Sebulan yang akan kujalani, seakan seribu hari. Pelajaran-pelajaran di kelasku juga akan tertinggal.
                      Aku dibawa ke sel tahananku. Ketika pagar jeruji besi di buka, para tahanan di dalam tersenyum-senyum. Aku tahu kalau itu senyuman palsu. Wajah mereka semua seram. Ada yang sedang pegang-pegang kumisnya, ada yang rambutnya gondrong, ada juga yang botak. Ditanbah lagi, mereka semua bertato. Mampus Aku !
                  
                      "Heh, bocah ! Siapa namamu ?"
                      "Sa.., saya, Ocha Bang !"
                      "Santai saja !! Kasus apa ? Merampok, atau gangguin janda muda ?"
                      "Cu.., cuma jail, Bang..,"
                      "Oh ! Panggil saya bang Napi.., Nih semua teman-teman sependeritaan gue !"
                      "Me.., menderita karena apa, bang ?"
                      "Menderita karena di penjara, bego ! Masa' menderita karena mencuci !!?"
                      "Ma.., maaf, Bang..,"
                      "Mmh ! Masih sekolah ?"
                      "Iya, bang..,"
                      "Mmh.., rekor bagus.., masih muda tapi mau masuk penjara.., biasanya orang seumuran kamu, mau masuk polisi, tapi kamu malah mau masuk penjara..,"
                      "Oi, Napi !! Botakin saja tuh bocah !"
                      "Heh Tomcat !! Kepalamu sudah botak ! Anak ini tak perlu mengikuti kepalamu yang plontos itu ! Tampang bocah ini juga menyedihkan.., Heh ! Wajahmu jangan dikasih seperti itu !!"
                      "Wajah saya dari dulu begini, Bang..,"
                      "Karena ini hari pertamamu, kamu harus pijat saya malam ini !!"
                      "Ta.. tapi, bang..?"
                      "Grrrr ! Saya hanya mau dengar kata IYA atau OKE !!"
                      "Sa.., sama aja tuh, bang..,"
                      "Hmmm ?"
                      "I.., i.., iya, bang.., iya bang..,"
                 
                      Gila ! Malam ini Aku harus pijat bang Napi semalaman. Badannya bertato dan berotot. Tatonya ada gambar polisi yang sedang ditendang bokongnya. Untunglah, Jam 12 malam, bang Napi sudah terlelap. Tetapi baru Aku mau tidur, Bang Tomcat menyuruhku memijatnya. Gila ! Belum lagi bang Napi yang lainnya mengantri untuk di pijat. Tanganku sudah sangat lelah. Sepertinya mau lepas dari tempatnya. Baru hari ini, Aku sudah menderita begini.
                      Setelah selesai memijat, Aku bergegas tidur. Cara tidur mereka aneh. Tak ada yang mengenakan baju. Padahal udara begitu dinginnya. belum lagi bau badan mereka yang mengguncang atmosfer. Gila ! Seperti orang yang tidak mandi sebulan. Aku tidak bisa tidur kalau begini. Jam sudah menunjukkan pukul 4 pagi. Hanya karena sangat ngantuk, Aku tertidur dengan sendirinya di tengah-tengah kumpulan badan bau apek.
                      Hari demi hari berlalu. Orang tuaku juga sering mengunjungiku. Tetapi, semakin lama Aku mulai terbiasa. Ternyata bang-bang napi itu tidak sekejam yang kukira. Hanya hari pertama mereka menyiksaku. Seperti masa orientasi siswa. Tetapi ini masa orientasi penjara.
                      Mereka menganggapku keluarga. Aku yang paling muda. Kami yang satu sel dalam penjara, sering bercanda-canda. Kami juga sering main Domino. Yang kalah telinganya dijepit dengan penjepit jemuran. Bang Tomcat sering kukalahkan jika bermain catur. Taruhannya, jika dia yang kalah, bulu kakinya dicabut satu helai. Jika Aku yang kalah, Aku pijitin dia. tapi untunglah Aku yang menang. Bulu kakinya hampir habis karena Aku yang terus menang. Hehehe, Horeee  !!
                      Aku mulai suka di sini. Kami saling mengerti. Tidak ada yang tua, dan yang muda. Kami semua sama. Sama-sama menderita dalam penjara. Tidak sama dengan penjara untuk para koruptor. Dalam penjara mereka malah ada Kulkas, Tv, dan perlengkapan menghibur lainnya. Nah, kita apa ? Jika mau menonton, kita hanya bisa saling bertatapan sesama Napi lainnya sampai puas.
                      Besok, Aku sudah bebas. Teman-teman penjaraku, berat untuk melepasku. Waktu begitu cepat berlalu. Malam ini Aku akan memijat mereka satu per satu. Dan bang Napi yang terakhir. Ini adalah kado perpisahanku untuk mereka yang kutinggalkan. Sambil dipijat, bang Napi bercerita. Teman-teman lainnya sudah terlelap seperti kerbau.
               
                      "Ocha..,"
                      "Iya, bang ?"
                      "Besok kamu sudah keluar.., Kamu harus jadi orang yang berhasil.., jangan seperti kami !!"
                      "Iya, bang..,"
                      "Saya sudah tidak lama menonton televisi.., masa tahananku juga masih ada lima tahun..,"
                      "Lama yah, bang..?"
                      "Saya yang paling senior.., 10 tahun sudah berlalu.., teman-teman ganti dan ganti.., Aku tetap di sini karena masa tahananku masih lama.., Lebaran berlalu.., tidak ada ketupat.., ayam goreng.., Aku rindu semua itu..,"
                      "Bang ? Saya prihatin.., "
                      "Kamu jangan ikuti jejak kami.., kamu harus jadi orang sukses.., penjara bukan untuk anak muda sepertimu..,"
                      "Iya, bang.., kalau boleh tahu.., karena kasus apa bang napi di penjara..?"
                      "Saya tidak sengaja menabrak pejalan kaki sepertimu.., anak itu tewas di tempat..,"
                      "Motor ? Atau Mobil, Bang..?"
                      "Truk Tronton..,"
                      "Hah !? Jadi bang Napi ini..,"
                      "Yahh.., saya dulu adalah sopir Truk Tronton..., Saya tidak sengaja..,"
                      "Maaf, bang.., sudah bertanya..,"
                      "Sudahlah.., Istrahat sana.., sudah larut.., selamat untukmu..,"
                      "Huhhhuhhu.., T_T..,"
                      "Jangan cengeng ! Air mata tidak berharga di dalam penjara..,"
                      "Huphf.., iya, bang..,"
                      "Tidurlah.., "
                      "Iya, Bang..,"

                      Sedih rasanya harus berpisah dengan mereka. Tak sadar Aku jadi menangis. Sebulan yang kurasa tidak begitu lama. Karena Aku menikmatinya. Bagaimana dengan bang Napi ? Juga kawan-kawan ? Pastinya mereka jenuh bertahun-tahun di sini.
                      Akhirnya Aku bisa menghirup udara kebebasan. Banyak yang mengatakan, penjara itu adalah neraka. Tapi bagiku, Penjara adalah hiburan. Yaph, Aku mulai kembali bersekolah. Sehari pertama sudah membuatku bosan. Tidak seperti dalam penjara.
                      Tidak lama kemudian, lebaran tiba. Aku berkunjung dengan membawakan Bang Napi Ketupat dan Ayam goreng juga sop kambing. Katanya dulu dia rindu dengan makanan-makanan itu. Aku melihat mereka sangat gembira. Air mataku menetes sendiri. Mereka masih bisa tertawa. Meskipun makan ketupat dalam penjara. Ketika Aku hendak pulang, bang Napi memamggilku dari dalam jeruji penjara.

                      "Ocha !! Makasih !!"
                      "Hemm.., Iya, Bang..,"
                      "^_^ Hehe..,"
                 
                      Bang Napi tersenyum kepadaku. Meskipun senyumannya itu sangatlah jelek.

                                                                                          THE END
                                                             ORIGINAL CONCEPT  BY EKO ADRIANTO
                                                                                        18 April 2012
                   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar